Sekilas tentang Neraka dan Surga (Keadaan dan Para Penguninya)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Ketika
Allah telah menciptakan Surga, Dia berfirman kepada Jibril: ‘Pergilah
dan lihatlah ke sana.’ Maka Jibril pergi dan melihat ke sana. Lalu
kembali dan berkata: ‘Wahai Rabb-ku, demi ‘izzah-Mu tidak ada seorang
pun yang mendengar tentangnya melainkan ia ingin masuk ke dalamnya.’
Kemudian Allah menutupi Surga itu dengan hal-hal yang tidak disukai,
lalu Allah berfirman: ‘Hai, Jibril, pergilah dan lihatlah ke sana.’ Maka
Jibril pun pergi dan melihat ke sana, lalu kembali dan berkata : ‘Wahai
Rabb-ku demi ‘izzah-Mu aku khawatir tak ada seorang pun yang dapat
masuk ke dalamnya.’ Ketika Allah telah menciptakan Neraka, Dia berfirman
: ‘Hai Jibril, pergilah dan lihatlah ke sana.’ Maka Jibril pun pergi
dan melihat ke sana, lalu kembali seraya berkata: ‘Demi ‘izzah-Mu, tidak
ada seorang pun yang mendengar tentangnya ingin memasukinya.’ Kemudian
Allah meliputinya dengan hal-hal yang disukai (syahwat). Kemudian Dia
berfirman: ‘Hai Jibril, pergilah dan lihatlah ke sana.’ Maka Jibril pun
pergi dan melihatnya seraya berkata: ‘Wahai Rabb-ku, demi ‘izzah-Mu aku
khawatir tidak akan ada seorang pun yang tertinggal kecuali akan masuk
ke dalamnya.’ “
(Hadits ini
diriwayatkan oleh: Ahmad dalam Musnad-nya 2/333, 354, 373; Abu Dawud
dalam Sunan-nya Kitabus Sunnah, bab Fi Khalqil Jannah wan Nar 4744 dan
dalam Shahih Sunan Abi Dawud 3970 Syaikh Al Albani berkata: Hasan
Shahih; Tirmidzi dalam Sunan-nya bab Shifatil Jannah, bab Ma Ja’a Annal
Jannata Huffat bil Makarih 3698, dalam Shahih Sunan Tirmidzi dengan
nomor 2075 Syaikh Al Albani berkata: Hasan Shahih; An Nasa’i dalam
Sunan-nya kitab Al Aiman wan Nudzur bab Al Half bi ‘Izzatillah 3772 dan
dalam Shahih An Nasa’i 3523 Al Albani berkata: Hasan Shahih; Al Ajurri
dalam As Syari’ah halaman 345, ta’liq Al Faqi; Al Lalika’i dalam Syarhus
Sunnah 6/1190 nomor 2250 dan Abu Ya’la Al Maushuh-li 5/356 nomor 5914
dalam Musnad-nya. Semua dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu. Lihat pula
keterangan ini dalam Al Qa’id ila Tash-hihil ‘Aqa’id 9, Syarah Ath
Thahawiyah 558, Misykah 5696, Shahihul Jami’ 5210.)
“‘Demi Dzat yang
jiwaku ada di tangan-Nya, kalau kalian melihat apa yang telah aku lihat
niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.’ Para shahabat
bertanya: ‘Apa gerangan yang engkau lihat, wahai Rasulullah ?’ Beliau
berkata: ‘Aku telah melihat Surga dan Neraka.’ ”
(Hadits ini
diriwayatkan oleh: Muslim dalam Kitabush Shalah bab Tahrimu Sabqil Imam,
kitab 4 bab 25 hadits 112; An Nasa’i dalam Kitabus Sahur bab An Nahyu
‘an Mubadaratil Imam, kitab 13 bab 103. Dishahihkan Al Albani dalam
Shahih Sunan An Nasa’i 1291 dari Anas)
“ … aku melihat ke dalam Neraka, maka aku melihat penghuninya yang paling banyak adalah para wanita.”
(Hadits ini
diriwayatkan oleh: Bukhari dalam kitab Bad’ul Khalq bab Maa Ja’a fi
Shifatil Jannah (kitab 59 bab 8); Tirmidzi dalam kitab Shifatil Jahannam
bab Maa Ja’a Anna Aktsara Ahli Nar An Nisa’ (kitab 40 bab 11 hadits
ke-2602), dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan Tirmidzi 2098 dari
Ibnu Abbas; Ahmad 2/297 dari Abu Hurairah. Dan hadits ini dishahihkan Al
Albani dalam Shahihul Jami’ 1030)
Penjelasan
Ahlus Sunnah wal Jamah meyakini bahwa Surga dan
Neraka adalah makhluk Allah. Surga disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa lagi Mukmin. Sedangkan Neraka disediakan untuk orang-orang
kafir. Sebagaimana tercantum dalam Kitabullah dan Sunnah Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.
Al Imam Al Hasan bin Ahmad Al ‘Athar Al Hamadzani
dengan sanadnya yang sampai kepada Ibnu Abi Hatim berkata: “Aku bertanya
kepada ayahku dan Abu Zur’ah radhiallahu ‘anhuma tentang madzhab Ahlus
Sunnah wal Jamaah dan mereka peroleh dari ulama di seluruh negeri.”
Kemudian beliau menyebutkan secara global akidah keduanya dan berkata:
“Surga dan Neraka itu benar, keduanya adalah makhluk, keduanya tidak
akan binasa. Surga sebagai balasan untuk wali-wali-Nya dan Neraka
sebagai hukuman bagi orang-orang yang bermaksiat kepada-Nya, kecuali
orang yang dirahmati.” (Dzikrul I’tiqad wa
Dzammul Ikhtilaf halaman 910. Riyadlul Jannah bi Takhrij Ushulis Sunnah
oleh Ibnu Zamain tahqiq Abdullah Al Bukhari halaman 134)
Ahlus Sunnah wal Jamaah meyakini bahwa Surga dan
Neraka sudah ada sekarang meskipun golongan Mu’tazilah menentang
permasalahan ini. Abul Hasan Al Asy’ari rahimahullah mengatakan bahwa
telah terjadi perselisihan tentang Surga dan Neraka, apakah keduanya
telah diciptakan atau belum. Maka Ahlus Sunnah meyakini bahwa keduanya
telah diciptakan. Sedangkan mayoritas ahlul bid’ah menyatakan bahwa
keduanya belum diciptakan. (Maqalat Al Islamiyyah 2/168)
Ibnu Abil ‘Izzi menyatakan: “Ahlus Sunnah telah
bersepakat bahwa Surga dan Neraka adalah makhluk dan sudah ada sekarang.
Ahlus Sunnah terus menerus dalam keadaan seperti itu. Kemudian muncul
golongan Mu’tazilah dan Qadariyah yang mengingkarinya dan mengatakan
bahwa Allah menciptakan Surga dan Neraka nanti di hari kiamat. Yang
mendorong mereka berpendapat begitu adalah dasar pemikiran mereka yang
rusak yang mereka jadikan syariat terhadap setiap perbuatan Allah.
Misalnya ungkapan mereka bahwa “Allah harus berbuat begini dan begitu”
atau “Allah tidak pantas berbuat begini dan begitu”. Mereka mengukur
perbuatan Allah dengan perbuatan makhluk, sehingga mereka terjerumus
menjadi kaum musyabihah (menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya) dalam
hal perbuatan Allah. Pemikiran Jahmiyah pun masuk kepada mereka sehingga
mereka pun terjerumus pada mu’athilah (meniadakan sifat-sifat Allah).
Mereka menyatakan bahwa apabila Surga diciptakan sebelum hari
pembalasan, maka hal ini adalah perbuatan yang sia-sia karena Surga akan
kosong dalam waktu yang lama. Mereka pun menolak dalil-dalil yang
membantah pemahaman mereka yang rusak ini. Mereka menyimpangkan
dalil-dalil dan menganggap sesat serta membid’ahkan orang yang membantah
pendapat mereka. (Syarh Al Aqidah At Thahawiyah, Ibnu Abil ‘Izzi, tahqiq Al Albani halaman 920 dan tahqiq Ahmad Syakir halaman 920)
Seorang Imam Ahus Sunnah wal Jamaah di masanya, yaitu
Imam Abu Muhammad Al Hasan bin Ali Al Barbahari (wafat 329 H)
menyatakan dalam Syarhus Sunnah: “Kita mengimani bahwa Surga dan Neraka
adalah benar adanya, keduanya adalah makhluk. Surga berada di langit
yang ketujuh dan atapnya adalah Arsy. Neraka di bawah bumi yang ketujuh.
Keduanya telah diciptakan. Allah Maha Mengetahui tentang jumlah
penduduk Surga dan orang yang masuk ke dalamnya dan jumlah penduduk
Neraka. Keduanya tidak hancur dan akan kekal bersama Allah
selama-lamanya.” (Syarhus Sunnah. Al Barbahari. Tahqiq Ar Radadi halaman 74)
Imam Abu Bakr Muhammad bin Al Husain Al Ajurri (wafat
360 H) mengatakan dalam kitabnya Asy Syari’ah: “Ketahuilah –semoga
Allah merahmati kita semua– sesungguh- nya Al Qur’an bersaksi bahwa
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan Surga dan Neraka sebelum
menciptakan Adam ‘Alaihis Salam dan telah menciptakan bagi Surga
penghuninya dan bagi Neraka demikian juga sebelum Dia menciptakan mereka
ke dunia. Orang-orang yang dilingkupi Islam dan merasakan manisnya iman
tidak berselisih dalam hal ini. Hal tersebut telah ditunjukkan oleh Al
Qur’an dan As Sunnah, maka kita berlindung kepada Allah terhadap orang
yang mendustakan hal ini.” (Asy Syari’ah. Al Ajurri halaman 345. Ta’liq Abdul Hamid Faqi)
Dalil-dalil yang menunjukkan sudah adanya Surga dan Neraka di dalam Al Qur’an pun banyak, di antaranya :
Allah berfirman :
“Maka takutlah kalian terhadap Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu yang telah disediakan bagi orang-orang kafir.” (Al Baqarah : 24)
“Sesungguhnya Kami telah menyediakan bagi orang-orang dhalim itu api Neraka yang pagarnya melingkupi mereka.” (Al Kahfi:29)
“Dan telah Kami sediakan Jahannam untuk mereka dan Neraka Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (Al Fath:6)
“Dan telah Kami sediakan Neraka Sa’ir bagi orang-orang yang telah mendustakan hari kiamat.” (Al Furqan:11)
Demikianlah akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah yang
dibangun di atas Al Qur’an dan As Sunnah, bukan berdasarkan lamunan,
khayalan, hasil pemikiran, simposium sehari atau yang sejenisnya.
Memohon Surga Dan Berlindung Dari Api Neraka
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah bersabda: “Barangsiapa
memohon Surga kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala tiga kali maka Surga
akan berkata: ‘Ya Allah masukkanlah dia ke dalam Surga.’ Dan barangsiapa
memohon perlindungan dari Neraka tiga kali maka Neraka akan berkata:
‘Ya Allah, jauhkanlah dia dari Neraka.’ “ (HR.
Tirmidzi dalam Sunan-nya kitab Shifatul Jannah bab Ma Ja’a fi Shifatin
Nar wal Jannah 2572-Syakir. Dalam Shahih Tirmidzi 2079 Al Albani
berkata: Shahih)
Dari ‘Adi bin Hatim (ia berkata): “Aku
mendengar Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: ‘Barangsiapa di
antara kalian sanggup mendinginkan Neraka walau dengan separuh buah
kurma maka hendaklah ia lakukan.’ “ (HR. Muslim dalam Shahih-nya. Kitabuz Zakat bab Al Hatstsu ‘alash Shadaqah nomor 1016)
Beberapa Sifat Para Penghuni Surga Dan Neraka
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Surga
dan Neraka bertengkar. Surga berkata: ‘Yang masuk ke dalamku adalah
orang-orang yang lemah dan miskin.’ Neraka berkata: ‘Yang masuk ke
dalamku adalah orang-orang yang keras dan sombong.’ Lalu Allah Subhanahu
wa Ta’ala berkata kepada Neraka: ‘Engkau adalah adzab-Ku. Aku menyiksa
denganmu siapa pun yang Aku kehendaki.’ Dan berkata kepada Surga:
‘Engkau adalah rahmat-Ku, Aku rahmati denganmu siapa pun yang Aku
kehendaki.’ Dan masing-masing kalian akan Aku penuhi.’ “ (HR.
Bukhari dalam Kitabut Tauhid bab 25 dari Abu Hurairah hadits 7449.
Muslim dalam Kitabul Jannah bab An Nar Yadkhuluhal Jabbarun wal Jannah
Yadkhuluhadl Dlu’afa nomor 34-36 dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id dan
lain-lain)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Para penghuni Neraka adalah setiap orang yang kasar, gemuk sampai miring dalam berjalan dan orang yang sombong.” (HR.
Ahmad dalam Musnad-nya 6/169, 214 dari Abdullah bin ‘Amr. Al Hakim
dalam Mustadrak-nya 2/499 dari Abdullah bin ‘Amr 3/619 dari Suraqah. Ath
Thabrani dalam Al Kabir 6589 dari Suraqah. Lihat juga Shahihul Jami’
2529 dan Ash Shahihah 1741)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Dua
jenis penduduk Neraka yang belum pernah aku lihat, (yaitu) suatu kaum
yang membawa cambuk-cambuk seperti ekor sapi yang mereka gunakan untuk
memukul orang dan para wanita yang memakai pakaian tapi telanjang,
menyimpang dari ketaatan kepada Allah, kepala-kepala mereka seperti
punuk onta yang miring. Mereka (para wanita) itu tidak akan masuk ke
dalam Surga dan tidak mendapati baunya, padahal baunya tercium dari
jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR.
Muslim nomor 52, 125 atau 2128. Ahmad 2/356, 440 dan lain-lain. Lihat
juga Shahihul Jami’ 3799 oleh Al Albani dan beliau menshahihkannya)
Dari Imran bin Hushain berkata: “Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: ‘Sesungguhnya penghuni Surga yang paling sedikit adalah para wanita.’ “ (HR. Muslim 95, 2738. An Nasa’i 385)
Perbandingan Antara Panasnya Api Dunia Dengan Api Neraka
Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
“ ‘Api kalian ini
yang dinyalakan oleh anak Adam adalah satu bagian dari 70 bagian Neraka
Jahannam.’ Ada shahabat yang berkata: ‘Wahai Rasulullah, ini saja sudah
demikian keadaannya.’ Beliau bersabda: ‘Sesungguhnya yang lainnya ada 69
bagian lagi semuanya seperti itu panasnya.’ “ (HR.
Malik dalam Muwaththa’ 2/324. Ahmad dalam Musnad-nya 2/467. Bukhari
dalam kitab Bad’ul Khalqi bab Shifatin Nar hadits 3265. Muslim dalam
Kitabul Jannah bab Fii Syiddati Narri Jahannam dan lain-lain.
Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Tirmidzi nomor 2088, 2089 dari Abu
Hurairah dan Abu Sa’id. Lihat juga At Ta’liqur Raghib 4/226)
Kerasnya Adzab Bagi Para Ahli Neraka
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
“Sesungguhnya manusia yang paling keras adzabnya pada hari kiamat adalah para penggambar.” (HR.
Bukhari dalam Kitabul Libas bab ‘Azabul Mushawirin Yaumal Qiyamah
hadits 595 – Fath dari Ibnu Mas’ud. Muslim dalam Kitabul Libas bab
Tahrim Tashwir hadits 98 atau 2109 dari Ibnu Mas’ud dan lain-lain.
Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan An Nasa’i 9950 dan Ghayatul
Maram 119)
Kekalnya Penduduk Surga Dan Neraka Serta Peristiwa Penyembelihan Maut
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Bila penduduk Surga
dan penduduk Neraka (masing-masing) sudah masuk ke dalamnya, maut
(kematian) didatangkan hingga dijadikan di antara Surga dan Neraka,
kemudian disembelih. Setelah itu ada yang menyeru: ‘Wahai para penghuni
Surga, tidak ada lagi kematian. Maka bertambahlah kegembiraan penghuni
Surga. Wahai penghuni Neraka, tidak ada lagi kematian. Maka bertambahlah
kesedihan penghuni Neraka.’ ” (HR.
Bukhari dalam Kitabut Tafsir bab Wa Andzirhum Yaumal Nasyrah hadits 473
dari Abu Sa’id dan Kitabur Riqab bab Shifatul Jannah wan Nar hadits 6584
dari Ibnu Umar dan dalam lafadh Abu Sa’id: “(Maut itu) seperti kambing
gemuk.” Muslim dalam Kitabul Jannah bab An Nar Yadkhuluhal Jabbarun
hadits 143 dan 285 dari Ibnu Umar dan lain-lain. Dishahihkan Al Albani
dalam Shahih Tirmidzi 2083 dan lihat ta’liq beliau dalam Adl Dla’ifah
2669)
Oleh karena itu alangkah bahayanya apa yang telah
dilontarkan Dr. Yusuf Al Qardlawi di dalam kitabnya “Bagaimana
bermu’amalah dengan Sunnah (Kaifa Nata’mal Ma’as Sunnah).” Halaman 160
(edisi berbahasa Arab). Di situ dia berkomentar dengan perkataan yang
sangat rusak yaitu: “Bagaimana kematian itu bisa disembelih ? Atau
kematian bisa mati?” Oleh karena itu tidaklah berlebihan apabila Syaikh
Ali Hasan Abdul Hamid hafidhahullah memasukkan Dr. Yusuf Al Qardlawi
sebagai salah satu tokoh ‘aqlani (golongan yang mengutamakan akal dalam
beragama).
Orang Bertauhid Yang Disiksa Di Neraka Akan Dikeluarkan Darinya
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
“Akan diadzab
segolongan orang bertauhid sampai mereka menjadi abu, kemudian mereka
mendapatkan rahmat sehingga mereka dikeluarkan dan dicampakkan ke pintu
Surga. Para penghuni Surga akan menyiramkan air kepada mereka sehingga
mereka tumbuh seperti tumbuhnya tanaman di tempat subur lalu mereka
masuk Surga.” (HR. Tirmidzi dalam kitab Shifat Jahannam 2597 bab 10 dari Jabir radhiallahu ‘anhu. Lihat Shahih Tirmidzi 2094 dan lain-lain)
Di antara faedah yang dapat dipetik dari penjelasan di atas adalah bantahan terhadap
pendapat atau keyakinan yang menyatakan bahwa orang Islam yang masuk
Neraka tidak akan keluar lagi. Pendapat mereka itu adalah sesat.
Hendaklah mereka segera bertaubat kepada Allah dan kembali kepada
pemahaman Ahlus Sunnah wal Jamaah, sesungguhnya Dia Maha Penerima
Taubat.
Demikianlah pembicaraan singkat tentang Surga dan
Neraka. Sesungguhnya masih banyak dalil-dalil yang membicarakan tentang
Surga dan Neraka tetapi cukuplah kiranya beberapa hadits yang shahih
sebagai peringatan bagi kita semua.
Ya Allah ya Rabb kami, jauhkanlah kami dari Neraka-Mu dan masukkanlah kami ke Surga-Mu.
“Maka barangsiapa
yang dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, sesungguhnya
ia telah beruntung. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu.” (Ali Imran:185)
No comments:
Post a Comment