Hosting Unlimited Indonesia
Showing posts with label 124 Ribu Nabi. Show all posts
Showing posts with label 124 Ribu Nabi. Show all posts

Kisah Nabi Syieth AS(sALAH sATU DARI 124 rIBU nABI)

Setelah terbunuhnya Habil oleh saudaranya, Qabil, kemudian Siti Hawa melahirkan anak kembar lagi. Yang laki-laki diberi nama Syits (dalam bahasa Arab dan ‘Ibrani) atau Syats (dalam bahasa Suryani). Sedangkan yang perempuan diberi nama ‘Azura. 

Pengarang kitab Qasas al-Anbiya (hal. 59) menyebutkan bahwa setelah menderita sakit selama 11 hari, Nabi Adam wafat. Ketika masih sakit, Nabi Adam berwasiat kepada Syits untuk menggantikan posisi kepemimpinannya. Nabi Adam juga mengingatkan Syits untuk menjaga kerahasiaan pelimpahan mandat ini agar jangan sampai diketahui oleh Qabil, si pendengki.

Menurut keterangan Ibnu ‘Abbas, ketika Syits dilahirkan, Nabi Adam sudah berusia 930 tahun. Nabi Adam sengaja memilih Syits sebab anaknya yang satu ini memiliki kelebihan dari segi keilmuan, kecerdasan, ketakwaan dan kepatuhan dibandingkan dengan semua anaknya yang lain.

Sebagai Nabi, Syits menerima perintah-perintah dari Allah yang tertulis dalam 50 sahifah. Demikian keterangan dari Hadits Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Abu Dzar al-Ghifari sebagaimana dikutip dalam Tarikh Thabari (Jil. I, hal. 152).

Patut kita perhatikan bahwa dalam memilih pemimpin, Nabi Adam menjadikan ketakwaan, kecerdasan dan ketaatan sebagai kriteria utama. Nabi Adam mengebawahkan faktor usia, postur tubuh, kekuatan fisik dan aspek-aspek lainnya.


Nasehat Nabi Adam A.S kepada Syits A.S

(1) Janganlah kamu merasa tenang dan aman hidup di dunia. Karena aku merasa tenang hidup di surga yang bersifat abadi, ternyata aku dikeluarkan oleh Allah daripadanya.

(2) Janganlah kamu bertindak menurut kemauan hawa istri-sitri kamu. Karena aku bertindak menurut kesenangan hawa istriku, sehingga aku memakan pohon terlarang, lalu aku menjadi menyesal.

(3) Setiap perbuatan yang kamu lakukan, renungkan terlebih dahulu akibat yang akan ditimbulkan. Seandainya aku merenungkan akibat suatu perkara, tentu aku tidak tertimpa musibah seperti ini.

(4) Ketika hati kamu merasakan kegamangan akan sesuatu, maka tinggalkanlah ia. Karena ketika aku hendak makan syajarah, hatiku) merasa gamang, tetapi aku tidak menghiraukannya, sehingga aku benar-benar menemui penyesalan.

(5) Bermusyawarahlah mengenai suatu perkara, karena seandainya aku bermusyawarah dengan para malaikat, tentu aku tidak akan tertimpa musibah.

  Semua yang terurai di atas adalah cara dan sarana. Pembaca, bisa mencari cara dan sarana di tempat yang lebih baik. Namun menjaga hati, wajib bagi kita. Karena, hatilah yang akan mewarnai seluruh anggota badan lainnya, berikut output yang dihasilkannya.


Dalam Kisah Lain di cetus kan :

Wahab bin Munabbih mengatakan, ketika Adam meninggal, Syits telah berusia 400 tahun. Dia telah diberi tabut, tali, pedang, dan kudanya yang bernama Maimun yang telah diturunkan kepadanya dari surga. Apabila kuda itu meringkik, semua binatang yang melata di bumi menyambutnya dengan tasbih. Syits telah diwasiati untuk memerangi saudaranya, Qabil. Dia pergi untuk memerangi Qabil dan akhirnya perang itu pun berkecamuk. Itulah perang pertama yang terjadi antara anak-anak Adam di muka bumi. Dalam peperangan itu, Syits memperoleh kemenangan dan dia menawan Qabil.

Qabil sebagai tawanan berkata, “Wahai Syits, jagalah persaudaraan di antara kita.” Syits berkata, “Mengapa engkau sendiri tidak menjaganya? Engkau telah membunuh saudaramu, Habil.” Kemudian Qabil ditawan oleh Syits; kedua tanganya dibelenggu di atas pundaknya, dan dia ditahan di tempat yang panas sampai meninggal. Anak-anak Qabil bermaksud menguburkannya. Tiba-tiba Iblis datang kepada mereka dalam rupa malaikat. Iblis berkata kepada mereka, “Jangan dikubur di dalam bumi.”

Iblis membawakan dua batu hablur yang telah dilubangi tengah-tengahnya. Dia menyuruh mereka memasukkan Qabil ke dalam ruang antara dua batu hablur itu, memakaikannya pakaian terindah dan meminyakinya dengan ramuan-ramuan tertentu sehingga dia tidak akan mengering. Lalu Iblis menyuruh mereka menyimpannya di sebuah rumah, diletakkan di atas kursi yang terbuat dari emas dan memerintahkan kepada setiap orang yang masuk ke rumah itu untuk bersujud kepadanya sebanyak tiga kali. Iblis memerintahkan kepada mereka untuk merayakan upacara setiap tahun untuknya dan berkumpul di sekitarnya. Kemudian Iblis mewakilkan urusan ini kepada setan. Setan itulah yang kemudian berkomunikasi dengan mereka sehingga manusia terus-menerus sujud kepada Qabil.

Sementara Syits, setelah dia menunaikan tugasnya memerangi Qabil, pulang ke negeri Hindi (India) dan menetap di sana sebagai juru pemutus yang adil di antara manusia.

Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa Hawa, istri Adam, meninggal di zaman anaknya, Syits. Setelah meninggalnya Adam, Hawa tidak hidup lama, hanya setahun, dan meninggal di hari Jumat dalam waktu yang sama ketika dia diciptakan. Diriwayatkan bahwa Hawa dikuburkan berdekatan dengan Adam. Setelah kepergian mereka, Allah menurunkan 50 sahifah kepada Syits. Dialah orang pertama yang mengeluarkan kata-kata hikmah. Dialah yang pertama kali melakukan transaksi dengan emas dan perak dan orang pertama yang memperkanalkan jual beli, membuat timbangan, dan takaran. Dan dialah orang pertama yang menggali barang tambang dari dalam bumi.

Selanjutnya, Syits mempunyai seorang anak laki-laki yang diberi nama Anusy. Di kening Syits terdapat cahaya Muhammad saw yang berpindah kepadanya dari Adam. Setelah Anusy lahir, cahaya tersebut berpindah ke keningnya. Oleh karena itu, Syits tahu bahwa ajalnya sudah dekat. Dia melihat rambut-rambut yang diberikan oleh Adam dan ternyata dia melihat rambut-rambut tersebut telah memutih. Maka, pada tahun itu Syits meninggal dunia dalam umur 900 tahun.

Wahab bin Munabbih mengatakan, setelah Syits meninggal, dia digantikan oleh anaknya, Anusy. Sebelum meninggal, Syits menyerahkan tabut, tali, suhuf, dan cincin kepada Anusy. Anusy berperilaku dengan baik dan memutuskan dengan benar. Kemudian dia menikah dengan seorang wanita yang kemudian mengandung seorang anak. Setelah anak itu lahir, cahaya Muhammad saw yang ada pada Anusy pindah ke wajahnya. Anak tersebut diberi nama Qainan. Anusy terus melakukan kebiasaannya sampai dia menemui ajalnya. Sebelum meninggal, dia serahkan tabut dan shuhuf kepada anaknya, Qainan. Dia memberi wasiat dan mengangkatnya sebagai pengganti setelahnya.

Wahab bin Munabbih mengatakan, setelah Qainan diangkat menjadi pemimpin setelah bapaknya, dia muncul di antara manusia dengan adil. Menjalankan perilaku yang baik, kemudian menikah dengan seorang wanita yang bernama Uthnuk. Dari pernikahan tersebut, Uthnuk mengandung seorang anak laki-laki. Setelah lahir, anak tersebut diberi nama Mahlaila dan cahaya Muhammad saw pindah ke keningnya. Selanjutnya, Qainan sakit, yang membawanya kepada kematian. Maka, dia serahkan tabut dan suhuf kepada anaknya dan mengangkatnya sebagai penggantinya. Berikutnya Mahlaila meninggal dan cahaya beralih ke anaknya yang bernama Yarid. Yarid pun meninggal dan cahaya itu berpindah ke anaknya yang bernama Ukhnukh, yang kemudian dikenal dengan Idris.

NABI YUSHA' AS (Salah satu Dari 124 Ribu Nabi)



Nabi Yusha’ bin Nun as adalah seorang nabi yang diutuskan oleh Allah SWT untuk memimpin Bani Israel memasuki kota Juruselam. Nabi Yusha’ bukan sahaja seorang Nabi dan Rasul tetapi juga seorang panglima perang yang berkaliber. Sepertimana Rasulullah SAW, baginda sangat mementingkan kualiti berbanding kuantiti. Baginda tidak mahu ada di antara pejuang jihad tertarik kepada duniawi. Baginda mahukan pejuang yang benar-benar mencari syurgawi.

Baginda memiliki beberapa mukjizat yang dianugerah Allah SWT dan di antaranya Rasulullah SAW pernah bersabda,

Nabi SAW bersabda, “Seorang Nabi berperang lalu ia berkata, ‘Yang tidak boleh ikut adalah orang yang baru menikah dan masih belum menggauli istrinya; orang yang telah membangun sebuah rumah tetapi belum memasang atapnya; orang yang membeli seekor kambing bunting, dan sedang menunggu kelahirannnya’”.

Beliau (Rasulullah) berkata, “Lalu nabi itu berhenti di sebuah kampung menjelang Asar dan berkata kepada matahari, ‘Engkau diperintah dan aku juga diperintah. Ya Allah tahanlah dia (matahari) sebentar untukku.’ Maka matahari itu pun ditahan.”
 (HR. Bukhari dan Muslim) 

 Melalui hadis ini dapat diketahui bahawa Nabi yang dimaksudkan adalah Yusha’ bin Nun as. Ia berdasarkan satu hadis lain yang berbunyi,

Daripada Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda, “Matahari tidak pernah ditahan untuk seseorang kecuali untuk Yusha’ pada waktu senja di mana dia pergi ke Baitul Maqdis.”
(HR Imam Ahmad)

Menurut Ibnu Ishq dalam riwayatnya bahawa Nabi Yusya’ as memimpin tentera-tentera untuk memasuki Baitul Maqdis pada hari Jumaat. Akan tetapi, waktu telah meningkat senja. Waktu senja merupakan titik perubahan hari menurut calendar masyarakat Bani Israel. Syariat Nabi Musa as diharamkan berperang pada Hari Sabtu kerana pada hari tersebut disediakan untuk beribadat kepada Allah SWT.

Oleh yang demikian, Nabi Yusha’ as berdoa kepada Allah SWT untuk memberhenti matahari buat beberapa ketika bagi memberi ruang waktu padanya untuk berperang menentang musuh Allah ST. Nabi Yusha’ as bimbang jika mereka memberi ruang satu hari kepada musuh, pihak musuh bakal menyusun kembali kekuatan mereka. Dan ini merugikan Nabi Yusha’ as dan tentera-tentera baginda.

Berkenaan Nabi Yusha’ as, kitab Taurat juga menyatakan hal yang sama sepertimana sabda Rasulullah SAW ;

12 Then, on the day ADONAI* handed over the Emori* to the people of Isra’el, Y’hoshua spoke to ADONAI; in the sight of Isra’el he said, “Sun, stand motionless over Giv’on! Moon, you too, over Ayalon Valley!” 13 So the sun stood still and the moon stayed put, till Isra’el took vengeance on their enemies. 14 This is written in the book of Yashar. The sun stood still in the sky and was in no rush to set for nearly a whole day. There has never been a day like that before or since, when ADONAI listened to the voice of a man; it happened because ADONAI was fighting on Isra’el’s behalf.   Joshoa 10:12-14

*Adonai adalah panggilan Tuhan bagi bani Israel. Emori pula adalah kaum Amorites yang mendiami Juruselam dan Baitul Maqdis.

Dengan yang demikian, dapat kita lihat bahawa Rasulullah SAW telah menunjukkan mukjizatnya apabila memberitahu perkara yang sama dengan apa yang disampaikan di dalam Taurat.

 TIGA ORANG RASUL DALAM SURAH YASIN AYAT 13-29



 Dalam Surah Yassin, ayat 13 sehingga 29, terdapat sebuah kisah yang diceritakan Allah SWT tentang tiga orang Rasul yang diutuskan untuk memberi peringatan di sebuah negeri. Kisah tersebut dimulai dengan dua orang Rasul sebelum ditambah kepada tiga orang selepas mendapati masyarakat di negeri tersebut masih ingkar.

13. Dan ceritakanlah kepada mereka satu keadaan Yang ajaib mengenai kisah penduduk sebuah bandar (yang tertentu) Iaitu ketika mereka didatangi Rasul-rasul (Kami),

14. Ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang Rasul lalu mereka mendustakannya; kemudian Kami kuatkan (kedua Rasul itu) Dengan Rasul Yang ketiga, lalu Rasul-rasul itu berkata: `Sesungguhnya Kami ini adalah diutuskan kepada kamu'.

Walaubagaimanapun, masyarakat tersebut masih lagi engkar, mereka mendakwa kehadiran mereka bertiga menyebabkan masih mereka berubah malang. Ternyata dakwaan mereka tiada asasnya dan hanya untuk menutup kesalahan mereka. Masyarakat tersebut seterusnya mengugut untuk membunuh ketiga-tiga orang Rasul tersebut.

15. Penduduk bandar itu menjawab: "Kamu ini tidak lain hanyalah manusia seperti Kami juga, dan Tuhan Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun (tentang ugama Yang kamu dakwakan); kamu ini tidak lain hanyalah berdusta".

16. Rasul-rasul berkata: Tuhan Kami mengetahui Bahawa Sesungguhnya Kami adalah Rasul-rasul Yang diutus kepada kamu,

17. "Dan tugas Kami hanyalah menyampaikan perintah-perintahNya Dengan cara Yang jelas nyata".

18. Penduduk bandar itu berkata pula: "Sesungguhnya Kami merasa nahas dan malang Dengan sebab kamu. Demi sesungguhnya, kalau kamu tidak berhenti (dari menjalankan tugas Yang kamu katakan itu), tentulah Kami akan merejam kamu dan sudah tentu kamu akan merasai dari pihak Kami azab seksa Yang tidak terperi sakitnya".

19. Rasul-rasul itu menjawab: "Nahas dan malang kamu itu adalah disebabkan (kekufuran) Yang ada pada kamu. Patutkah kerana kamu diberi peringatan dan nasihat pengajaran (maka kamu mengancam Kami Dengan apa Yang kamu katakan itu)? (kamu bukanlah orang-orang Yang mahu insaf) bahkan kamu adalah kaum pelampau".

Kemudian, datang seorang pemuda ke arah kaum beliau untuk menyatakan keyakinan beliau terhadap tiga orang Rasul tersebut. Dipercayai bahawa pemuda beriman tersebut terbunuh dan mati syahid.

20. Dan (semasa Rasul-rasul itu diancam), datanglah seorang lelaki dari hujung bandar itu Dengan berlari, lalu memberi nasihat Dengan katanya:" Wahai kaumku! Turutlah Rasul-rasul itu -

21. "Turutlah orang-orang Yang tidak meminta kapada kamu sesuatu balasan, sedang mereka adalah orang-orang mandapat hidayah petunjuk".

Ayat-ayat seterusnya memperihalkan hal-hal di alam ghaib yang mana lelaki tersebut diceritakan oleh Allah SWT telah diampunkan dosa dan dimasukkan ke dalam syurga akibat imannya terhadap ketiga-tiga Rasul tersebut.

22. Dan (apabila ditanya: sudahkah Engkau menerima ugama mereka? maka jawabnya): "Mengapa Aku tidak menyembah Tuhan Yang menciptakan daku, dan Yang kepadaNyalah (aku dan) kamu semua akan dikembalikan?

23. "Patutkah Aku menyembah beberapa Tuhan Yang lain dari Allah? (sudah tentu tidak patut, kerana) jika Allah Yang Maha Pemurah hendak menimpakan daku Dengan sesuatu bahaya, mereka tidak dapat memberikan sebarang syafaat kepadaku, dan mereka juga tidak dapat menyelamatkan daku.

24. "Sesungguhnya Aku (kalau melakukan syirik) tentulah Aku pada ketika itu berada Dalam kesesatan Yang nyata.

25. "Sesungguhnya Aku telah beriman kepada Tuhan kamu, maka dengarlah (nasihatku)",.

26. (setelah ia mati) lalu dikatakan kepadanya: "Masuklah ke Dalam Syurga". ia berkata; "Alangkah baiknya kalau kaumku mengetahui

27. "Tentang perkara Yang menyebabkan daku diampunkan oleh Tuhanku, serta dijadikannya daku dari orang-orang Yang dimuliakan".

28. Dan Kami tidak menurunkan kepada kaumnya sesudah ia (mati) sebarang pasukan tentera dari langit (untuk membinasakan mereka), dan tidak perlu Kami menurunkannya.

29. (kebinasaan mereka) hanyalah dilakukan Dengan satu pekikan (yang dahsyat), maka Dengan serta merta mereka semua sunyi-sepi tidak hidup lagi

Kisah tiga orang Rasul tersebut berakhir pada ayat 29 dengan firman Allah SWT yang menyatakan seluruh kaum tersebut dimusnahkan dengan satu teriakan suara yang dashat. Ahli Tafsir menyatakan bahawa ketiga-tiga orang Rasul tersebut adalah hawari nabi Isa as yang diutuskan ke sebuah negeri yang dipercayai sebagai Antioch (kini berada di Turki). Mereka adalah Shadiq, Mashduq dan Syam’un. Pada masa itu, masyarakat Antioch menyembah berhala dan langsung tidak mengenal Allah SWT.

Walaubagaimanapun, dakwaan yang menyatakan tiga Rasul tersebut adalah hawari-hawari Nabi Isa as ditolak sepenuhnya oleh Ibnu Kathir kerana bersandarkan kepada hadis Rasulullah SAW yang pernah menyatakan bahawa tiada Rasul diutuskan di antara kerasulan Isa as dan baginda Rasulullah SAW.

NABI UZAIR AS (Salah satu Dari 124 Ribu Nabi)






Nabi Uzair as adalah Rasul yang diutuskan Allah SWT kepada kaum Bani Israel kira-kira 400 tahun sebelum masihi. Ibnu Kathir meriwayatkan bahawa Nabi Uzair lahir di antara tempoh kenabian Nabi Sulaiman as dan Nabi Zakaria as, bapa kepada Nabi Yahya as. Manakala Sayyid Abdul Ala Maududi pula secara terperinci meriwayatkan baginda hidup pada 450 sebelum masihi.

Nabi Uzair as adalah seorang lelaki yang amat soleh dan hafiz kitab Taurat. Baginda dikatakan memahami setiap isi kandungan Taurat. Beliau menjadi rujukan setiap masyarakat Yahudi pada zamannya.

Daripada Uzair as ini, Allah SWT telah memperlihatkan kebesaranNya dengan membangkitkannya daripada mati dan kembali kepada masyarakat untuk menyelamatkan isi Taurat.

Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: “Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?” Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: “Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?” Ia menjawab: “Saya(Uzair as) tinggal di sini sehari atau setengah hari.” Allah berfirman: “Sebenarnya kamu(Uzair as) telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi beubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu(Uzair as) tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.” Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: “Saya(Uzair as) yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”Surah al-Baqarah ayat 259 

Namun, kejahilan Bani Israel pada masa itu menyebabkan mereka syirik kepada Allah SWT sepertimana yang diceritakan oleh Allah SWT dalam surah At-Taubah ayat 30,

Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah” dan orang-orang Nasrani berkata: “Al Masih itu putera Allah.” Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling? Surah at-Taubah ayat 30 

 Di dalam Surah al-Baqarah ayat 259, nama Uzair tidak muncul tetapi diganti dengan pengganti nama iaitu saya atau aku. Namun, para ulama bersependapat bahawa ia sememangnya merujuk kepada Nabi Uzair as atau Nabi Ezra as. Uzair adalah panggilan Ezra dalam bahasa Arab. Ezra pula adalah sebutan nama baginda dalam bahasa Ibrani.

Kisah Nabi Khidir Alaihissalam (SaLAH Satu dari 124 Ribu Nabi)

Pada saat Raja Iskandar Dzul Qarnain pada tahun 322 S. M. berjalan di atas bumi menuju ke tepi bumi, Allah SWT mewakilkan seorang malaikat yang bernama Rofa’il untuk mendampingi Raja Iskandar Dzul Qarnain. Di tengah perjalanan mereka berbincang-bincang, Raja Iskandar Dzul Qarnain berkata kepada malaikat Rofa’il: “Wahai malaikat Rofa’il ceritakan kepadaku tentang ibadah para malaikat di langit ”,
malaikat Rofa’il berkata, “Ibadah para mailaikat di langit di antaranya ada yang berdiri tidak mengangkat kepalanya selama-lamanya, dan ada pula yang rukuk tidak mengangkat kepala selama-lamanya ”.
Kemudian raja berkata, “Alangkah senangnya seandainya aku hidup bertahun-tahun dalam beribadah kepada Allah ”.
Lalu malaikat Rofa’il berkata, “Sesungguhnya Allah telah menciptakan sumber air bumi, namanya ‘Ainul Hayat’ yang berarti, sumber air hidup. Maka barang siapa yang meminumnya seteguk, maka tidak akan mati sampai hari kiamat atau sehingga ia mohon kepada Allah agar supaya dimatikan ”.
Kemudianya raja bertanya kepada malaikat Rofa’il, “Apakah kau tahu tempat “Ainun Hayat itu?”.
mailaikat Rofa’il menjawab, “Bahwa sesungguhnya Ainun Hayat itu berada di bumi yang gelap ”.
Setelah raja mendengar keterangan dari malaikat Rofa’il tentang Ainul hayat, maka raja segera mengumpulkan ‘Alim Ulama’ pada zaman itu, dan raja bertanya kepada mereka tentang Ainul Hayat itu, tetapi mereka menjawab, “Kita tidak tahu khabarnya, namun seoarng yang alim di antara mereka menjawab, “ Sesungguhnya aku pernah membaca di dalam wasiat nabi Adam AS, beliau berkata bahwa sesungguhnya Allah meletakkan Ainul Hayat di bumi yang gelap ”.
“Di manakah tempat bumi gelap itu?” tanya raja.
Seorang yang alim menjawab, “Di tempat keluarnya matahari”.
royo_bestof_023.jpg
Kemudian raja bersiap-siap untuk mendatangi tempat itu, lalu raja bertanya kepada sahabatnya. “Kuda apa yang sangat tajam penglihatannya di waktu gelap ?”.
Para sahabat menjawab, “Kuda betina yang perawan”.
Kemudian raja mengumpulkan 1000 ekor kuda betina yang perawan-perawan, lalu raja memilih-milih di antara tentaranya, sebanyak 6000 orang dipilih yang cendikiawan dan yang ahli mencambuk.
Di antara mereka adalah Nabi Khidir AS, bahkan beliau menjabat sebagai Perdana Menteri. Kemudian berjalanlah mereka dan Nabi Khidir AS berjalan di depan pasukannya dan mereka jumpai dalam perjalanan, bahwa tempat keluarnya matahari itu tepat pada arah kiblat.
Kemudian mereka tidak berhenti-henti menempuh perjalanan dalam waktu 12 tahun, sehingga sampai ditepi bumi yang gelap itu, ternyata gelapnya itu memancar seperti asap, bukan seperti gelapnya waktu malam. Kemudian seorang yang sangat cendikiawan mencegah Raja masuk ke tempat gelap itu dan tentara-tentaranya, berkata ia kepada raja. ”Wahai Raja, sesungguhnya raja-raja yang terdahulu tidak ada yang masuk tempat yang gelap ini karena tempat yang gelap ini berbahaya. ”
Lalu Raja berkata: ” Kita harus memasukinya, tidak boleh tidak.”
Kemudian ketika Raja hendak masuk, maka meraka semua membiarkannya. Kemudian Raja berkata kepada pasukannya: ”Diamlah, tunggulah kalian ditempat ini selama 12 tahun, jika aku bisa datang pada kalian dalam masa 12 tahun itu, maka kedatanganku dan menunggu kalian termasuk baik, dan jika aku tidak datang sampai 12 tahun, maka pulanglah kembali ke negeri kalian”.
Kemudian raja bertanya kepada Malaikat Rofa’il: ” Apabila kita melewati tempat yang gelap ini, apakah kita dapat melihat kawan-kawan kita ?”.
“Tidak bisa kelihatan”,jawab malaikat Rofa’il,” akan tetapi aku memberimu sebuah merjan atau mutiara, jika merjan itu ke atas bumi, maka mutiara tersebut dapat menjerit dengan suara yang keras, dengan demikian maka kawan- kawan kalian yang tersesat jalan dapat kembali kepada kalian.”
Kemudian Raja Iskandar Dzul Qurnain masuk ke tempat yang gelap itu bersama sekelompok pasukannya, mereka berjalan di tempat yang gelap itu selama 18 hari tidak pernah melihat matahari dan bulan, tidak pernah melihat malam dan siang, tidak pernah melihat burung dan binatang liar, sedangkan raja berjalan dengan didampingi oleh Nabi Khidlir AS.
Di saat mereka berjalan, maka Allah SWT memberi wahyu keapda Nabi Khidlir AS, ”Bahwa sesungguhnya Ainul Hayat itu berada di sebelah kanan jurang dan Ainul Hayat ini Aku khususkan untuk kamu ”.
Setelah Nabi Khidlir menerima wahyu tersebut, kemudian beliau berkata kepada sahabat-sahabatnya: “ Berhentilah kalian di tempat kalian masing-masing dan janganlah kalian meninggalkan tempat kalian sehingga aku datang kepada kalian. ”
Kemudian beliau berjalan menuju ke sebelah kanan jurang, maka didapatilah oleh beliau sebuah Ainul Hayat yang dicarinya itu. Kemudian Nabi Khidlir AS turun dari kudanya dan beliau langsung melepas pakaiannya dan turun ke “Ainul Hayat” (sumber air kehidupan) tersebut, dan beliau terus mandi dan minum sumber air kehidupan tersebut, maka dirasakan oleh beliau airnya lebih manis daripada madu. Setelah beliau mandi dan minum Ainul hayat tersebut, kemudian beliau keluar dari tempat Ainul Hayat itu terus menemui Raja Iskandar Dzulkarnain, sedangkan raja tidak tahu apa yang sedang terjadi pada Nabi
Khidlir AS, tentang melihat Ainul Hayat dan mandi.
(Menurut riwayat yang diceritakan oleh Wahab bin Munabbah), dia berkata, bahwa Nabi Khidlir AS adalah anak dari bibi Raja Iskandar Dzul Qarnain. Dan raja Iskandar Dzulkarnain keliling di dalam tempat yang gelap itu selama 40 hari, tiba-tiba tampak oleh Raja sinar seperti kilat, maka terlihat oleh Raja, bumi yang berpasir merah dan terdengar oleh raja suara gemercik di bawah kaki kuda, kemudian Raja bertanya kepada Malaikat Rofa’il: “Gemercik ini adalah suara benda apabila seseorang mengambilnya, niscaya ia akan menyesal dan apabila tidak mengambilnya, niscaya ia akan menyesal juga. ”
Kemudian di antara pasukan ada yang membawanya namun sedikit, setelah mereka keluar dari tempat yang gelap itu, ternyata bahwa benda tersebut adalah yakut yang berwarna merah dan jambrut yang berwarna hijau, maka menyesallah pasukan yang mengambil itu karena mengambilnya hanya sedikit, demikianlah pula pasukan yang tidak mengambilnya, bahkan lebih menyesal. Diriwayatkan oleh Ats-tsa’Labi dari: Iman Ali Rodliayllohu ‘ anhu.
1. Cerita ini dikutib dari kitab “ Baidai’iz karangan Syeikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas halaman 166 – 168. Penerbit: Usaha Keluarga s Semarang.
2. Cerita dari Kitab Nuzhatul Majalis Karangan Syeikh Abdul Rohman Ash-Shafuri.
Penerbit Darul Fikri Bairut Halaman 257 – 258.

Kisah Nabi Sam'un Ghozi AS (Samson) salah satu dari 124 Ribu Nabi

http://berbagirhema.files.wordpress.com/2011/01/samson-cd2.gif

Seperti yang diketahui di dalam ajaran Islam, bahwa jumlah nabi menurut hadits yaitu 124 ribu orang, dan rasul berjumlah 312 orang, sesuai rukun iman ke-4 di dalam rukun iman diwajibkan untuk mengetahui 25 orang nabi dan rasul.

Dari Abi Zar ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda ketika ditanya tentang jumlah para nabi, "Jumlah para nabi itu adalah seratus dua puluh empat ribu (124.000) nabi." "Lalu berapa jumlah Rasul di antara mereka?" Beliau menjawab, "Tiga ratus dua belas (312)."
(Hadits riwayat At-Turmuzy)



Samson atau Simson, merupakan seorang nabi di dalam ajaran islam yang dikenal dengan nama Nabi Sam'un Ghozi AS. Kisah nabi ini, terdapat di dalam kitab-kitab, seperti kitab Muqasyafatul Qulub dan kitab Qishashul Anbiyaa.

Nabi Sam'un Ghozi AS memiliki kemukjizatan, yaitu dapat melunakkan besi, dan dapat merobohkan istana. Cerita Nabi Sam'un Ghozi AS adalah kisah Israiliyat yang diceritakan turun-temurun di jazirah Arab. Cerita ini melegenda jauh sebelum Rasulullah lahir.

Dari kitab Muqasyafatul Qulub karangan al Ghazali, diceritakan bahwa Rasulullah berkumpul bersama para sahabat dibulan Suci Ramadhan. Kemudian Rasulullah bercerita tentang seorang Nabi bernama Sam'un Ghozi AS, beliau adalah Nabi dari Bani Israil yang diutus di tanah Romawi.

Dikisahkan Nabi Sam'un Ghozi AS berperang melawan bangsa yang menentang Ketuhanan Allah SWT. Ketangguhan dan keperkasaan Nabi Sam'un dipergunakan untuk menentang penguasa kaum kafirin saat itu, yakni raja Israil.

Akhirnya sang raja Israil mencari jalan untuk menundukkan Nabi Sam'un. Berbagai upaya pun dilakukan olehnya, sehingga akhirnya atas nasehat para penasehatnya diumumkanlah, barang siapa yang dapat menangkap Sam'un Ghozi, akan mendapat hadiah emas dan permata yang berlimpah.

Singkat cerita Nabi Sam'un Ghozi AS terpedaya oleh isterinya. Karena sayangnya dan cintanya kepada isterinya, nabi Sam'un berkata kepada isterinya, "Jika kau ingin mendapatkanku dalam keadaan tak berdaya, maka ikatlah aku dengan potongan rambutku."

Akhirnya Nabi Sam'um Ghozi AS diikat oleh istrinya saat ia tertidur, lalu dia dibawa ke hadapan sang raja. Beliau disiksa dengan dibutakan kedua matanya dan diikat serta dipertontonkan di istana raja.

Karena diperlakukan yang sedemikian hebatnya, Nabi Sam'un Ghozi AS berdoa kepada Allah SWT. Beliau berdoa dengan dimulai dengan bertaubat, kemudian memohon pertolongan atas kebesaran Allah.

Do'a Nabi Sam'un dikabulkan, dan istana raja bersama seluruh masyarakatnya hancur beserta isteri dan para kerabat yang mengkhianatinya. Kemudian nabi bersumpah kepada Allah SWT, akan menebus semua dosa-dosanya dengan berjuang menumpas semua kebathilan dan kekufuran yang lamanya 1000 bulan tanpa henti. Semua itu atas Hidayah dari Allah SWT.

Ketika Rasulullah selesai menceritakan cerita Nabi Sam'un Ghozi AS yang berjuang fisabilillah selama 1000 bulan, salah satu sahabat nabi berkata : "Ya Rasulullah, kami ingin juga beribadah seperti nabiyullah Sam'un Ghozi AS. Kemudian Rasulullah SAW, diam sejenak.

Kemudian Malaikat Jibril AS datang dan mewahyukan kepada beliau, bahwa pada bulan Ramadhan ada sebuah malam, yang mana malam itu lebih baik daripada 1000 bulan.


Pada kitab Qishashul Anbiyaa, dikisahkan, bahwa Rasullah Muhammad SAW tesenyum sendiri, lalu bertanyalah salah seorang sahabatnya, "Apa yang membuatmu tersenyum wahai Rasulullah?"

Rasullah menjawab, "Diperlihatkan kepadaku hari akhir ketika dimana seluruh manusia dikumpulkan di mahsyar. Semua Nabi dan Rasul berkumpul bersama umatnya masing-masing, masuk ke dalam surga. Ada salah seorang nabi yang dengan membawa pedang, yang tidak mempunyai pengikut satupun, masuk ke dalam surga, dia adalah Sam'un."


Demikian kisah Nabi Sam'un Ghozi AS atau yang lebih dikenal dengan Samson atau Simson. Semoga dari kisah ini, dapat kita petik sebuah pelajaran di dalamnya.

Wassalam.

Subscribe via email