“Islam memang agama yang sempurna, adik-adikku sekalian. Dari A-Z
telah dijabarkan oleh Islam untuk membina umat, memberi petunjuk, dan
menggolontorkan kebaikan dalam tiap perbuatan seorang Muslim. Tidak
terkecuali, dalam cara kita melakukan istinja`,” inilah pendahuluan yang
saya sampaikan di kajian anak-anak TPQ semalam.
Dengan mimik serius, mereka mengikuti keterangan yang saya sampaikan dengan bersandar pada sebuah kitab berjudul Ad-Duruus Al-Fiqhiyyah Jilid I. Kitab ini disusun oleh Habib Abdurrahman bin Saggaf As-Saggaf, Bukit Duri, Jakarta.
Secara bahasa istinja` artinya terlepas atau selamat. Sedangkan menurut istilah adalah bersuci sesudah buang air besar atau buang air kecil. Biasanya istinja` dilakukan kamar mandi. Di sinilah, perlunya kita menghadirkan kembali tata cara beristinja` yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW sehingga dalam istinja` terkandung pahala dan keutamaan, agar kita menghidupkan ajaran Islam, dan bangga sebagai umat terbaik di muka bumi ini.
Cara beristinja’ dapat dilakukan dengan salah satu dari cara berikut :
1. Membasuh atau membersihkan tempat keluar kotoran dengan air sampai bersih. Ukuran bersih ini ditentukan oleh keyakinan masing-masing.
2. Membasuh atau membersihkan tempat keluar dengan batu, kemudian dibasuh dan dibersihkan dengan air.
3. Membersihkan tempat keluar kotoran dengan batu atau benda-benda kesat lainnya sampai bersih. Membersihkan tempat keluar kotoran sekurang-kurangnya dengan tiga buah batu atau sebuah batu yang memiliki tiga permukaan sampai bersih.
Adapun adab buang air yang diajarkan oleh Rasul sebagai berikut:
1. Mendahulukan kaki kiri pada waktu masuk tempat buang air (WC).
2. Membaca doa masuk WC. Bismillahi Allahumma innii ‘a-udzubika minal khubutsi wal khoba-its (Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kotoran dan dari segala yang kotor).
3. Istinja’ hendaklah dilakukan dengan tangan kiri.
4. Saat membasuh atau membersihkan kotoran dari lubang jalan depan atau belakang, membaca doa dalam hati: Allahumma Hasshhin Farjiy minal Fawaahissh wa Thahhir Qalbiy minan Nifaaq (Ya Allah, jagalah kemaluanku dari perbuatan-perbuatan kejia dan sucikan hatiku dari kemunafikan)
5. Pada waktu buang air hendaklah memakai alas kaki.
6. Mendahulukan kaki kanan ketika keluar dari WC.
7. Membaca doa ketika keluar dari WC. Ghufroonakal hamdu lillaahil ladzii adzhaba ‘annil hadzaa wa ‘aafaanii (Aku mengharap ampunanMu. Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kotoran yang menyakitkan diri saya, dan Engkau telah menyehatkan saya.”
Hal-hal yang Dilarang Ketika Buang Air:
1. Buang air di tempat terbuka.
2. Buang air di air yang tenang.
3. Buang air di lubang-lubang karena kemungkinan ada binatang yang terganggu di dalam lubang itu.
4. Buang air di tempat yang dapat mengganggu orang lain.
5. Buang air di bawah pohon yang sedang berbuah.
6. Bercakap-cakap kecuali sangat terpaksa.
7. Menghadap kiblat atau membelakinya.
8. Membawa ayat-ayat Al-Qur’an.
Dengan mimik serius, mereka mengikuti keterangan yang saya sampaikan dengan bersandar pada sebuah kitab berjudul Ad-Duruus Al-Fiqhiyyah Jilid I. Kitab ini disusun oleh Habib Abdurrahman bin Saggaf As-Saggaf, Bukit Duri, Jakarta.
Secara bahasa istinja` artinya terlepas atau selamat. Sedangkan menurut istilah adalah bersuci sesudah buang air besar atau buang air kecil. Biasanya istinja` dilakukan kamar mandi. Di sinilah, perlunya kita menghadirkan kembali tata cara beristinja` yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW sehingga dalam istinja` terkandung pahala dan keutamaan, agar kita menghidupkan ajaran Islam, dan bangga sebagai umat terbaik di muka bumi ini.
Cara beristinja’ dapat dilakukan dengan salah satu dari cara berikut :
1. Membasuh atau membersihkan tempat keluar kotoran dengan air sampai bersih. Ukuran bersih ini ditentukan oleh keyakinan masing-masing.
2. Membasuh atau membersihkan tempat keluar dengan batu, kemudian dibasuh dan dibersihkan dengan air.
3. Membersihkan tempat keluar kotoran dengan batu atau benda-benda kesat lainnya sampai bersih. Membersihkan tempat keluar kotoran sekurang-kurangnya dengan tiga buah batu atau sebuah batu yang memiliki tiga permukaan sampai bersih.
Adapun adab buang air yang diajarkan oleh Rasul sebagai berikut:
1. Mendahulukan kaki kiri pada waktu masuk tempat buang air (WC).
2. Membaca doa masuk WC. Bismillahi Allahumma innii ‘a-udzubika minal khubutsi wal khoba-its (Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kotoran dan dari segala yang kotor).
3. Istinja’ hendaklah dilakukan dengan tangan kiri.
4. Saat membasuh atau membersihkan kotoran dari lubang jalan depan atau belakang, membaca doa dalam hati: Allahumma Hasshhin Farjiy minal Fawaahissh wa Thahhir Qalbiy minan Nifaaq (Ya Allah, jagalah kemaluanku dari perbuatan-perbuatan kejia dan sucikan hatiku dari kemunafikan)
5. Pada waktu buang air hendaklah memakai alas kaki.
6. Mendahulukan kaki kanan ketika keluar dari WC.
7. Membaca doa ketika keluar dari WC. Ghufroonakal hamdu lillaahil ladzii adzhaba ‘annil hadzaa wa ‘aafaanii (Aku mengharap ampunanMu. Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kotoran yang menyakitkan diri saya, dan Engkau telah menyehatkan saya.”
Hal-hal yang Dilarang Ketika Buang Air:
1. Buang air di tempat terbuka.
2. Buang air di air yang tenang.
3. Buang air di lubang-lubang karena kemungkinan ada binatang yang terganggu di dalam lubang itu.
4. Buang air di tempat yang dapat mengganggu orang lain.
5. Buang air di bawah pohon yang sedang berbuah.
6. Bercakap-cakap kecuali sangat terpaksa.
7. Menghadap kiblat atau membelakinya.
8. Membawa ayat-ayat Al-Qur’an.
No comments:
Post a Comment