Kitab Shalat
Hadits ke-1
Dari Abdullah Ibnu Amr Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Waktu Dhuhur ialah jika matahari telah condong (ke barat) dan bayangan
seseorang sama dengan tingginya selama waktu Ashar belum tiba, waktu Ashar masuk
selama matahari belum menguning, waktu shalat Maghrib selama awan merah belum
menghilang, waktu shalat Isya hingga tengah malam, dan waktu shalat Shubuh
semenjak terbitnya fajar hingga matahari belum terbit." Riwayat Muslim.
Hadits ke-2
Menurut riwayat Muslim dari hadits
Buraidah tentang waktu shalat Ashar. "Dan matahari masih putih bersih."
Hadits ke-3
Dari hadits Abu Musa: "Dan matahari masih
tinggi."
Hadits ke-4
Abu Barzah al-Aslamy Radliyallaahu
'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah
setelah usai shalat Ashar kemudian salah seorang di antara kami pulang ke
rumahnya di ujung kota Madinah sedang matahari saat itu masih panas. Beliau
biasanya suka mengakhirkan shalat Isya', tidak suka tidur sebelumnya dan
bercakap-cakap setelahnya. Beliau juga suka melakukan shalat Shubuh di saat
seseorang masih dapat mengenal orang yang duduk disampingnya, beliau biasanya
membaca 60 hingga 100 ayat. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-5
Menurut hadits Bukhari-Muslim dari Jabir:
Adakalanya beliau melakukan shalat Isya' pada awal waktunya dan adakalanya
beliau melakukannya pada akhir waktunya. Jika melihat mereka telah berkumpul
beliau segera melakukannya dan jika melihat mereka terlambat beliau
mengakhirkannya, sedang mengenai shalat Shubuh biasanya Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam menunaikannya pada saat masih gelap.
Hadits ke-6
Menurut Muslim dari hadits Abu Musa:
Beliau menunaikan shalat Shubuh pada waktu fajar terbit di saat orang-orang
hampir tidak mengenal satu sama lain.
Hadits ke-7
Rafi' Ibnu Kharij Radliyallaahu
'anhu berkata: Kami pernah shalat Maghrib bersama Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam kemudian salah seorang di antara kami pulang dan ia masih
dapat melihat tempat jatuhnya anak panah miliknya. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-8
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Pada suatu malam pernah Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
mengakhirkan shalat Isya' hingga larut malam. Kemudian beliau keluar dan shalat,
dan bersabda: "Sungguh inilah waktunya jika tidak memberatkan umatku." Riwayat
Muslim.
Hadits ke-9
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Apabila panas sangat menyengat, maka tunggulah waktu dingin untuk menunaikan
shalat karena panas yang menyengat itu sebagian dari hembusan neraka jahannam."
Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-10
dari Rafi' Ibnu Khadij Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Lakukanlah shalat Shubuh pada waktu masih benar-benar Shubuh karena ia lebih
besar pahalanya bagimu." Riwayat Imam Lima. Hadits shahih menurut Tirmidzi dan
Ibnu Hibban.
Hadits ke-11
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Barangsiapa yang telah mengerjakan satu rakaat shalat Shubuh sebelum matahari
terbit maka ia telah mendapatkan shalat Shubuh dan barangsiapa yang telah
mengerjakan satu rakaat shalat Ashar sebelum matahari terbenam maka ia telah
mendapatkan shalat Ashar." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-12
Menurut riwayat Muslim dari 'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu ada hadits serupa, beliau bersabda: "Sekali sujud
sebagai pengganti daripada satu rakaat." Kemudian beliau bersabda: "Sekali sujud
itu adalah satu rakaat."
Hadits ke-13
Dari Abu Said Al-Khudry bahwa dia
mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak ada
shalat (sunat) setelah shalat Shubuh hingga matahari terbit dan tidak ada shalat
setelah shalat Ashar hingga matahari terbenam." Muttafaq Alaihi. Dalam lafadz
Riwayat Muslim: "Tidak ada shalat setelah shalat fajar."
Hadits ke-14
Dalam riwayat Muslim dari Uqbah Ibnu
Amir: Tiga waktu dimana Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
melarang kami melakukan shalat dan menguburkan mayit, yaitu: ketika matahari
terbit hingga meninggi, ketika tengah hari hingga matahari condong ke barat, dan
ketika matahari hampir terbenam.
Hadits ke-15
Dan hukum kedua menurut Imam Syafi'i
dari hadits Abu Hurairah dengan sanad yang lemah ada tambahan: Kecuali hari
Jum'at.
Hadits ke-16
Begitu juga menurut riwayat Abu Dawud
dari Abu Qotadah terdapat hadits yang serupa.
Hadits ke-17
Dari Jubair Ibnu Muth'im bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Wahai Bani Abdu
Manaf, janganlah engkau melarang seseorang melakukan thawaf di Baitullah ini dan
melakukan shalat pada waktu kapan saja, baik malam maupun siang." Riwayat Imam
Lima dan shahih menurut Tirmidzi dan Ibnu Hibban.
Hadits ke-18
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Syafaq
ialah awan merah." Riwayat Daruquthni. Shahih menurut Ibnu Khuzaimah selain
menyatakannya mauquf pada Ibnu Umar.
Hadits ke-19
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Fajar itu ada dua macam, yaitu fajar yang diharamkan memakan makanan dan
diperbolehkan melakukan shalat dan fajar yang diharamkan melakukan shalat, yakni
shalat Shubuh, dan diperbolehkan makan makanan." Riwayat Ibnu Khuzaimah dan
Hakim, hadits shahih menurut keduanya.
Hadits ke-20
Menurut riwayat Hakim dari hadits Jabir
ada hadits serupa dengan tambahan tentang fajar yang mengharamkan memakan
makanan: "Fajar yang memanjang di ufuk." Dalam riwayat lain disebutkan: "Dia
seperti ekor serigala."
Hadits ke-21
Dari Ibnu Mas'ud Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Perbuatan yang paling mulia ialah shalat pada awal waktunya." Hadits riwayat
dan shahih menurut Tirmidzi dan Hakim. Asalnya Bukhari-Muslim.
Hadits ke-22
Dari Abu Mahdzurah bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Permulaan waktu adalah ridlo
Allah, pertengahannya adalah rahmat Allah, dan akhir waktunya ampunan Allah."
Dikeluarkan oleh Daruquthni dengan sanad yang lemah.
Hadits ke-23
Menurut Riwayat Tirmidzi dari hadits
Ibnu Umar ada hadits serupa tanpa menyebutkan waktu pertengahan. Ia juga hadits
lemah.
Hadits ke-24
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasululah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak
ada shalat setelah fajar kecuali dua rakaat (Shubuh)." Dikeluarkan oleh Imam
Lima kecuali Nasa'i. Dalam suatu riwayat Abdur Razaq: "Tidak ada shalat setelah
terbitnya fajar kecuali dua rakaat fajar."
Hadits ke-25
Dan hadits serupa menurut Daruquthni
dari Amr Ibnul 'Ash r.a.
Hadits ke-26
Ummu Salamah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam shalat Ashar lalu
masuk rumahku, kemudian beliau shalat dua rakaat. Maka aku menanyakannya dan
beliau menjawab: "Aku sibuk sehingga tidak sempat melakukan dua rakaat setelah
Dhuhur, maka aku melakukan sekarang." Aku bertanya: Apakah kami harus melakukan
qodlo' jika tidak melakukannya? Beliau bersabda: "Tidak." Dikeluarkan oleh
Ahmad.
Hadits ke-27
Seperti hadits itu juga terdapat dalam
riwayat Abu Dawud dari 'Aisyah r.a.
Hadits ke-28
Abdullah Ibnu Zaid Ibnu Abdi Rabbih
berkata: Waktu saya tidur (saya bermimpi) ada seseorang mengelilingi saya seraya
berkata: Ucapkanlah "Allahu Akbar Allahu Akbar, lalu ia mengucapkan adzan empat
kali tanpa pengulangan dan mengucapkan qomat sekali kecuali "qod Qoomatish
sholaat". Ia berkata: Ketika telah shubuh aku menghadap Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya ia
adalah mimpi yang benar." Hadits dikeluarkan oleh Ahmad dan Abu Dawud. Shahih
menurut Tirmidzi dan Ibnu Khuzaimah.
Hadits ke-29
Ahmad menambahkan pada akhir hadits
tentang kisah ucapan Bilal dalam adzan Shubuh: "Shalat itu lebih baik daripada
tidur."
Hadits ke-30
Menurut riwayat Ibnu Khuzaimah dari Anas
r.a, ia berkata: Termasuk sunnah adalah bila muadzin pada waktu fajar telah
membaca hayya 'alash sholaah, ia mengucapkan assholaatu khairum minan
naum
Hadits ke-31
Dari Abu Mahdzurah Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengajarinya adzan
lalu beliau menyebut tarji' (mengulangi dua kali). Dikeluarkan oleh Muslim namun
ia hanya menyebutkan takbir dua kali pada permulaan adzan. Riwayat Imam Lima
dengan menyebut takbir empat kali.
Hadits ke-32
Anas Radliyallaahu 'anhu berkata:
Bilal diperintahkan untuk menggenapkan kalimat adzan dan mengganjilkan kalimat
qomat kecuali kalimat iqomat, yakni qod qoomatish sholaah. Muttafaq Alaihi,
tetapi Muslim tidak menyebut pengecualian.
Hadits ke-33
Menurut riwayat Nasa'i: Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan Bilal (untuk menggenapkan
adzan dan mengganjilkan qomat).
Hadits ke-34
Abu Juhaifah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Aku pernah melihat Bilal adzan, dan aku perhatikan mulutnya kesana
kemari (komat kamit dan dua jari-jarinya menutup kedua telinganya. Riwayat Ahmad
dan Tirmidzi. Hadits shahih menurut Tirmidzi.
Hadits ke-35
Menurut Ibnu Majah: Dia menjadikan dua
jari-jarinya menutup kedua telinganya.
Hadits ke-36
Menurut Riwayat Abu Dawud: Dia
menggerakkan lehernya ke kanan dan ke kiri ketika sampai pada ucapan "hayya
'alash sholaah", dan dia tidak memutar tubuhnya. Asal hadits tersebut dari
Bukhari-Muslim.
Hadits ke-37
Dari Abu Mahdzurah Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kagum dengan
suaranya, kemudian beliau mengajarinya adzan. Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah.
Hadits ke-38
Jabir Ibnu Samurah berkata: Aku shalat
dua I'ed (Fitri dan Adha) bukan sekali dua kali bersama Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam, tanpa adzan dan qomat. Riwayat Muslim.
Hadits ke-39
Hadits serupa juga ada dalam riwayat
Muttafaq Alaihi dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu dan dari yang
lainnya.
Hadits ke-40
Dari Abu Qotadah Radliyallaahu
'anhu dalam hadits yang panjang tentang mereka yang meninggalkan shalat
karena tidur, kemudian Bilal adzan, maka Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam shalat sebagaimana yang beliau lakukan setiap hari. Hadits riwayat
Muslim.
Hadits ke-41
Dalam riwayat Muslim yang lain dari
Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa ketika Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam tiba di kota Mudzalifah, beliau shalat Maghrib dan Isya' dengan satu
adzan dan dua qomat.
Hadits ke-42
Hadits riwayat Muslim dari Ibnu Umar
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
menjamak shalat Maghrib dan Isya' dengan satu kali qomat. Abu Dawud menambahkan:
Untuk setiap kali shalat. Dalam riwayat lain: Tidak diperintahkan adzan untuk
salah satu dari dua shalat tersebut.
Hadits ke-43
Dari Ibnu Umar dan 'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Sesungguhnya Bilal akan beradzan pada malam hari, maka
makan dan minumlah sampai Ibnu Maktum beradzan. Ia (Ibnu Maktum) adalah
laki-laki buta yang tidak akan beradzan kecuali setelah dikatakan kepadanya:
Engkau telah masuk waktu Shubuh, engkau telah masuk waktu Shubuh." Muttafaq
Alaihi.
Hadits ke-44
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu
'anhu bahwa Bilal beradzan sebelum fajar, lalu Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam menyuruhnya kembali pulang, kemudian berseru: "Ingatlah, bahwa
hamba itu butuh tidur." Diriwayatkan dan dianggap hadits lemah oleh Abu Dawud.
Hadits ke-45
Dari Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Apabila engkau sekalian mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan
muadzin." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-46
Dalam riwayat Bukhari dari Muawiyah
Radliyallaahu 'anhu terdapat hadits yang semisalnya.
Hadits ke-47
Menurut Riwayat Muslim dari Umar
Radliyallaahu 'anhu tentang keutamaan mengucapkan kalimat per kalimat
sebagaimana yang diucapkan oleh sang muadzin, kecuali dua hai'alah (hayya 'alash
sholaah dan hayya 'alal falaah) maka hendaknya mengucapkan la haula wala quwwata
illa billah.
Hadits ke-48
Utsman Ibnu Abul'Ash Radliyallaahu
'anhu berkata: Wahai Rasulullah, jadikanlah aku sebagai imam mereka,
perhatikanlah orang yang paling lemah dan angkatlah seorang muadzin yang tidak
menuntut upah dari adzannya." Dikeluarkan oleh Imam Lima. Hasan menurut Tirmidzi
dan shahih menurut Hakim.
Hadits ke-49
Dari Malik Ibnu Huwairits
Radliyallaahu 'anhu bahwa dia berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam pernah bersabda pada kami: "Bila waktu shalat telah tiba, maka
hendaklah seseorang di antara kamu menyeru adzan untukmu sekalian." Dikeluarkan
oleh Imam Tujuh.
Hadits ke-50
Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada Bilal:
"Jika engkau menyeru adzan perlambatlah dan jika engkau qomat percepatlah, dan
jadikanlah antara adzan dan qomatmu itu kira-kira orang yang makan telah selesai
dari makannya." Hadits diriwayatkan dan dianggap lemah oleh Tirmidzi
Hadits ke-51
Dalam riwayatnya pula dari Abu Hurairah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Tidak diperkenankan adzan kecuali orang yang telah berwudlu." Hadits
tersebut juga dinilai lemah.
Hadits ke-52
Dalam riwayatnya yang lain dari Ziyad
Ibnul Harits bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"barangsiapa yang telah adzan, maka dia yang akan qomat." Hadits ini juga
dinilai lemah.
Hadits ke-53
Menurut riwayat Abu Dawud dari hadits
Abdullah Ibnu Zaid, bahwa dia berkata: Aku telah memimpikannya, yaitu mimpi
beradzan, dan aku menginginkannya. Maka Rasulullah saw bersabda: "Baik, qomatlah
engkau." Hadits ini juga lemah.
Hadits ke-54
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Muadzin itu lebih berhak untuk adzan dan imam itu lebih berhak untuk qomat."
Diriwayatkan dan dianggap lemah oleh Ibnu Adiy.
Hadits ke-55
Menurut riwayat Baihaqi ada hadits
semisal dari Ali Radliyallaahu 'anhu dari perkataannya sendiri.
Hadits ke-56
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Doa antara
adzan dan qomat itu tidak akan ditolak." Riwayat Nasa'i dan dianggap lemah oleh
Ibnu Khuzaimah.
Hadits ke-57
Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa
yang ketika mendengar adzan berdoa: Allaahumma robba haadzihi da'watit taammati,
was sholaatil qooimati, aati Muhammadanil washiliilata wal fadliilata, wab
'atshu maqooman mahmuudal ladzi wa'adtahu (artinya: Ya Allah Tuhan panggilan
yang sempurna dan sholat yang ditegakkan, berilah Nabi Muhammad wasilah dan
keutamaan, dan bangunkanlah beliau dalam tempat yang terpuji seperti yang telah
Engkau janjikan), maka dia akan memperoleh syafaat dariku pada hari Kiamat."
Dikeluarkan oleh Imam Empat.
Hadits ke-58
Dari Ali Ibnu Abu Thalib
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Apabila seseorang di antara kamu kentut dalam sholat, maka
hendaknya ia membatalkan sholat, berwudlu, dan mengulangi sholatnya." Riwayat
Imam Lima. Shahih menurut Ibnu Hibban.
Hadits ke-59
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Allah tidak akan
menerima sholat seorang perempuan yang telah haid (telah baligh kecuali dengan
memakai kudung." Riwayat Imam Lima kecuali Nasa'i dan dinilai shahih oleh Ibnu
Khuzaimah.
Hadits ke-60
Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu
bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepadanya: "Apabila
kain itu lebar maka berkudunglah dengannya -yakni dalam sholat".- Menurut
riwayat Muslim: "Maka selempangkanlah di antara dua ujungnya dan apabila sempit
maka bersarunglah dengannya." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-61
Menurut riwayat Bukhari-Muslim dari
hadits Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu beliau bersabda: "Janganlah
seseorang di antara kamu sholat dengan memakai selembar kain yang sebagian dari
kain itu tidak dapat ditaruh di atas bahunya."
Hadits ke-62
Dari Ummu Salamah Radliyallaahu
'anhu bahwa dia bertanya kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam:
Bolehkah seorang perempuan sholat dengan memakai baju panjang dan kerudung tanpa
sarung? Beliau bersabda: "Boleh apabila baju panjang itu lebar menutupi punggung
atas kedua kakinya." Dikeluarkan oleh Abu Dawud. Para Imam Hadits menilainya
mauquf.
Hadits ke-63
Amir Ibnu Rabi'ah Radliyallaahu
'anhu berkata: Kami pernah bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam dalam suatu malam yang gelap, maka kami kesulitan menentukan arah
kiblat, lalu kami sholat. Ketika matahari terbit ternyata kami telah sholat ke
arah yang bukan kiblat, maka turunlah ayat (Kemana saja kamu menghadap maka
disanalah wajah Allah). Riwayat Tirmidzi. Hadits lemah menurutnya.
Hadits ke-64
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Ruang antara Timur dan Barat adalah Kiblat." Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan
dikuatkan oleh Bukhari.
Hadits ke-65
Amir Ibnu Rabi'ah Radliyallaahu
'anhu berkata: Aku melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
sholat di atas kendaraannya ke arah mana saja kendaraan itu menghadap. Muttafaq
Alaihi. Bukhari menambahkan: Beliau memberi isyarat dengan kepalanya, namun
beliau tidak melakukannya untuk sholat wajib.
Hadits ke-66
Dalam riwayat Abu Dawud dari hadits Anas
Radliyallaahu 'anhu : Apabila beliau bepergian kemudian ingin sholat
sunat, maka beliau menghadapkan unta kendaraannya ke arah kiblat. Beliau takbir
kemudian sholat menghadap ke arah mana saja kendaraannya menghadap. Sanadnya
hasan.
Hadits ke-67
Dari Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Bumi
itu seluruhnya masjid kecuali kuburan dan kamar mandi." Riwayat Tirmidzi, tetapi
ada cacatnya.
Hadits ke-68
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang untuk sholat
di tujuh tempat: tempat sampah, tempat penyembelihan hewan, pekuburan, tengah
jalan, kamar mandi/WC, kandang unta, dan di atas Ka'bah. Diriwayatkan oleh
Tirmidzi dan dinilai lemah olehnya.
Hadits ke-69
Abu Murtsad Al-Ghonawy berkata: Aku
mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah
engkau sholat menghadap kuburan dan jangan pula engkau duduk di atasnya."
Riwayat Muslim.
Hadits ke-70
Dari Abu Said Radliyallaahu 'anhu
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila
seseorang di antara kamu mendatangi masjid hendaklah ia memperhatikan, jika ia
melihat kotoran atau najis pada kedua sandalnya hendaklah ia membasuhnya dan
sholat dengan mengenakannya." Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan dinilai shahih oleh
Ibnu Khuzaimah.
Hadits ke-71
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Apabila seseorang di antara kamu menginjak najis dengan sepatunya maka sebagai
pencucinya ialah debu tanah." Dikeluarkan oleh Abu Dawud. Hadits shahih menurut
Ibnu Hibban.
Hadits ke-72
Dari Muawiyah Ibnul Hakam
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Sesungguhnya sholat ini tidak layak di dalamnya ada suatu
perkataan manusia. Ia hanyalah tasbih, takbir dan bacaan al-Qur'an."
Diriwayatkan oleh Muslim.
Hadits ke-73
Zaid Ibnu Arqom berkata: Kami
benar-benar pernah berbicara dalam sholat pada jaman Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam, salah seorang dari kami berbicara dengan temannya untuk
keperluannya, sehingga turunlah ayat (Peliharalah segala sholat(mu), dan sholat
yang tengah dan berdirilah untuk Allah dengan khusyu'), lalu kami diperintahkan
untuk diam dan kami dilarang untuk berbicara. Muttafaq Alaihi dan lafadznya
menurut riwayat Muslim.
Hadits ke-74
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Tasbih itu bagi laki-laki dan tepuk tangan itu bagi wanita." Muttafaq Alaihi.
Muslim menambahkan: "Di dalam sholat."
Hadits ke-75
Dari Mutharrif Ibnu Abdullah Ibnus
Syikhir dari ayahnya, dia berkata: Aku melihat Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam sedang sholat, dan di dadanya ada suara seperti suara air
yang mendidih karena menangis. Dikeluarkan oleh Imam Lima kecuali Ibnu Majah dan
dinilai shahih oleh Ibnu Hibban.
Hadits ke-76
Ali Radliyallaahu 'anhu berkata:
Aku mempunyai dua pintu masuk kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam, maka jika aku mendatanginya ketika beliau sholat, beliau akan
berdehem buatku. Diriwayatkan oleh Nasa'i dan Ibnu Majah.
Hadits ke-77
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu
berkata: Aku bertanya pada Bilal: Bagaimana engkau melihat cara Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab salam mereka ketika beliau sedang
sholat? Bilal menjawab: Begini. Dia membuka telapak tangannya. Dikeluarkan oleh
Abu Dawud dan Tirmidzi. Hadits shahih menurut Tirmidzi.
Hadits ke-78
Abu Qotadah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Pernah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sholat sambil
menggendong Umamah putri Zainab. Jika beliau sujud, beliau meletakkannya dan
jika beliau berdiri, beliau menggendongnya. Muttafaq Alaihi. Dalam riwayat
Muslim: Sedang beliau mengimami orang.
Hadits ke-79
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Bunuhlah dua binatang hitam dalam sholat, yaitu ular dan kalajengking."
Dikeluarkan oleh Imam Empat dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban.
Hadits ke-80
Dari Abu Juhaim Ibnul Harits
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Seandainya orang yang lewat di depan orang yang sholat
mengetahui dosa yang akan dipikulnya, maka ia lebih baik berdiri empat puluh
hari daripada harus lewat di depannya." Muttafaq Alaihi dalam lafadznya menurut
Bukhari. Menurut riwayat Al-Bazzar dari jalan lain: "(lebih baik berdiri) Empat
puluh tahun."
Hadits ke-81
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah ditanya pada waktu
perang Tabuk tentang batas bagi orang yang sholat. Beliau menjawab: "Seperti
tiang di bagian belakang kendaraan." Dikeluarkan oleh Muslim.
Hadits ke-82
Dari Sabrah Ibnu Ma'bad al-Juhany bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Hendaknya seseorang
di antara kamu membuat batas pada waktu sholat walaupun hanya dengan anak
panah." Dikeluarkan oleh Hakim.
Hadits ke-83
Dari Abu Dzar Al-Ghifary
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Yang akan memutuskan sholat seorang muslim bila tidak ada
tabir di depannya seperti kayu di bagian belakang kendaraan adalah wanita,
keledai, dan anjing hitam." Di dalam hadits disebutkan: "Anjing hitam adalah
setan." Dikeluarkan oleh Imam Muslim.
Hadits ke-84
Menurut riwayat Muslim dari hadits Abu
Hurairah Radliyallaahu 'anhu terdapat hadits semisal tanpa menyebut
anjing.
Hadits ke-85
Menurut riwayat Abu Dawud dan Nasa'i
dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu ada hadits semisal tanpa menyebutkan
kalimat akhir (yaitu anjing) dan membatasi wanita dengan yang sedang haid.
Hadits ke-86
Dari Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Apabila seseorang di antara kamu sholat dengan memasang batas yang membatasinya
dari orang-orang, lalu ada seseorang yang hendak lewat di hadapannya maka
hendaklah ia mencegahnya. Bila tidak mau, perangilah dia sebab dia sesungguhnya
adalah setan." Muttafaq Alaihi. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa dia bersama
setan.
Hadits ke-87
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Apabila seseorang di antara kamu sholat hendaklah ia membuat sesuatu di
depannya, jika ia tidak mendapatkan hendaknya ia menancapkan tongkat, jika tidak
memungkinkan hendaknya ia membuat garis, namun hal itu tidak mengganggu orang
yang lewat di depannya." Dikeluarkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah. Shahih menurut
Ibnu Hibban. Hadits ini hasan dan tidak benar jika orang menganggapnya hadits
mudltorib.
Hadits ke-88
Dari Abu Said Al-Khudry bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak akan menghentikan sholat
suatu apapun (jika tidak ada yang menghentikan), cegahlah sekuat tenagamu."
Dikeluarkan oleh Abu Dawud. Dalam sanadnya ada kelemahan.
Hadits ke-89
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang orang yang
sholat bertolak pinggang. Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Muslim.
Artinya: Orang itu meletakkan tangannya pada pinggangnya.
Hadits ke-90
Dalam riwayat Bukhari dari 'Aisyah:
Bahwa cara itu adalah perbuatan orang Yahudi dalam sembahyangnya.
Hadits ke-91
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila makan
malam telah dihidangkan, makanlah dahulu sebelum engkau sholat Maghrib."
Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-92
Dari Abu Dzar Radliyallaahu 'anhu
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jika seseorang
di antara kamu mendirikan sholat maka janganlah ia mengusap butir-butir pasir
(yang menempel pada dahinya) karena rahmat selalu bersamanya." Riwayat Imam Lima
dengan sanad yang shahih. Ahmad menambahkan: "Usaplah sekali atau biarkan."
Hadits ke-93
Dalam hadits shahih dari Mu'aiqib ada
hadits semisal tanpa alasan.
Hadits ke-94
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
tentang (hukumnya) menoleh dalam sholat. Beliau menjawab: "Ia adalah copetan
yang dilakukan setan terhadap sholat hamba." Riwayat Bukhari. Menurut hadits
shahih Tirmidzi: "Hindarilah dari berpaling dalam shalat karena ia merusak, jika
memang terpaksa lakukanlah dalam sholat sunat."
Hadits ke-95
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila
seseorang di antara kamu sembahyang sebenarnya ia sedang bermunajat kepada
Tuhannya. Maka janganlah sekali-kali ia meludah ke hadapannya dan ke samping
kanannya tetapi ke samping kirinya di bawah telapak kakinya." Muttafaq Alaihi.
Dalam suatu riwayat disebutkan: "Atau di bawah telapak kakinya."
Hadits ke-96
Anas Radliyallaahu 'anhu berkata:
Adalah tirai milik 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu menutupi samping rumahnya.
Maka Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepadanya:
"Singkirkanlah tiraimu ini dari kita, karena sungguh gambar-gambarnya selalu
mengangguku dalam sholatku." Riwayat Bukhari.
Hadits ke-97
Bukhari-Muslim juga menyepakati hadits
dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu tentang kisah kain anbijaniyyah (yang
dihadiahkan kepada Nabi dari) Abu Jahm. Dalam hadits itu disebutkan: "Ia
melalaikan dalam sholatku."
Hadits ke-98
Dari Jabir Ibnu Samurah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Hendaklah benar-benar berhenti orang-orang yang memandang langit waktu sholat
atau pandangan itu tidak kembali kepada mereka." Riwayat Muslim.
Hadits ke-99
Menurut riwayat dari 'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu bahwa dia berkata: Aku mendengar Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak diperbolehkan sholat di
depan hidangan makanan dan tidak diperbolehkan pula sholat orang yang menahan
dua kotoran (muka dan belakang."
Hadits ke-100
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Menguap
itu termasuk perbuatan setan, maka bila seseorang di antara kamu menguap
hendaklah ia menahan sekuatnya." Diriwayatkan oleh Muslim dan Tirmidzi dengan
tambahan: "Dalam sholat."
Hadits ke-101
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan untuk
membangun masjid di kampung-kampung dan hendaknya dibersihkan dan diharumkan.
Riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi. Tirmidzi menilainya hadits mursal.
Hadits ke-102
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Allah memusuhi orang-orang Yahudi yang menjadikan kuburan Nabi-nabi mereka
sebagai masjid." Muttafaq Alaihi. Muslim menambahkan: "Dan orang-orang Nasrani."
Hadits ke-103
Menurut Bukhari-Muslim dari hadits
'Aisyah r.a: "Apabila ada orang sholeh di antara mereka yang meninggal dunia,
mereka membangun di atas kuburannya sebuah masjid." Dalam hadits itu disebutkan:
"Mereka itu berakhlak buruk."
Hadits ke-104
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah mengirim pasukan
berkuda, lalu mereka datang membawa seorang tawanan, mereka mengikatnya pada
salah satu tiang masjid. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-105
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Umar Radliyallaahu 'anhu melewati Hassan yang sedang
bernyanyi di dalam masjid, lalu ia memandangnya. Maka berkatalah Hassan: Aku
juga pernah bernyanyi di dalamnya, dan di dalamnya ada orang yang lebih mulia
daripada engkau. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-106
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Barangsiapa yang mendengar ada seseorang yang mencari barang hilang di masjid,
hendaknya mengatakan: Allah tidak mengembalikannya kepadamu karena sesungguhnya
masjid itu tidak dibangun untuk hal demikian." Riwayat Muslim.
Hadits ke-107
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jika
engkau melihat seseorang berjual beli di dalam masjid, maka katakanlah padanya:
(Semoga Allah tidak menguntungkan perdaganganmu." Riwayat Nasa'i dam Tirmidzi.
Hadits hasan menurut Tirmidzi.
Hadits ke-108
Dari Hakim Ibnu Hizam Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Tidak diperbolehkan melaksanakan hukuman had di dalam masjid dan begitu pula
tuntut bela di dalamnya." Riwayat Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad yang lemah.
Hadits ke-109
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Sa'ad terluka pada waktu perang khandaq, lalu Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mendirikan tenda untuknya di dalam masjid
agar beliau dapat menengoknya dari dekat. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-110
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Aku melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
menghalangiku ketika aku sedang melihat orang-orang habasyah tengah bermain di
dalam masjid. Hadits Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-111
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
bahwa seorang budak perempuan hitam mempunyai tenda di dalam masjid, ia sering
datang kepadaku dan bercakap-cakap denganku. Hadits Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-112
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak akan
terjadi kiamat hingga orang-orang berbangga-bangga dengan (kemegahan) masjid."
Dikeluarkan oleh Imam Lima kecuali Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu
Khuzaimah.
Hadits ke-113
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Aku
tidak diperintahkan untuk menghiasi masjid." Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan
shahih menurut Ibnu Hibban.
Hadits ke-114
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Diperlihatkan
kepadaku pahala-pahala umatku, sampai pahala orang yang membuang kotoran dari
masjid." Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi. Hadits Gharib menurut Tirmidzi dan
shahih menurut Ibnu Khuzaimah.
Hadits ke-115
Dari Abu Qotadah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jika
seseorang di antara kamu memasuki masjid maka janganlah ia duduk kecuali setelah
sembahyang dua rakaat. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-116
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jika
engkau hendak mengerjakan shalat maka sempurnakanlah wudlu', lalu bacalah (ayat)
al-Quran yang mudah bagimu, lalu ruku'lah hingga engkau tenang (tu'maninah dalam
ruku', kemudian bangunlah hingga engkau tegak berdiri, lalu sujudlah hingga
engkau tenang dalam sujud, kemudian bangunlah hingga engkau tenang dalam duduk,
lalu sujudlah hingga engkau tenang dalam sujud. Lakukanlah hal itu dalam dalam
sholatmu seluruhnya." Dikeluarkan oleh Imam Tujuh lafadznya menurut riwayat
Bukhari. Menurut Ibnu Majah dengan sanad dari Muslim: "Hingga engkau tenang
berdiri."
Hadits ke-117
Hal serupa terdapat dalam hadits
Rifa'ah Ibnu Rafi' menurut riwayat Ahmad dan Ibnu Hibban: "Maka tegakkanlah
tulang punggungmu hingga tulang-tulang itu kembali (seperti semula)."
Hadits ke-118
Menurut riwayat Nasa'i dan Abu Dawud
dari hadits Rifa'ah Ibnu Rafi'i: "Sungguh tidak sempurnah sholat seseorang di
antara kamu kecuali dia menyempurnakan wudlu' sebagaimana yang diperintahkan
oleh Allah, kemudian ia takbir dan memuji Allah." Dalam hadits itu disebutkan:
"Jika engkau hafal Qur'an bacalah, jika tidak bacalah tahmid (Alhamdulillah),
takbir (Allahu Akbar), dan tahlil (la illaaha illallah)."
Hadits ke-119
Menurut riwayat Abu Dawud: "Kemudian
bacalah Al-fatihah dan apa yang dikehendaki Allah."
Hadits ke-120
Menurut riwayat Ibnu hibban: "Kemudian
(bacalah) sekehendakmu."
Hadits ke-121
Abu Hamid Assa'idy Radliyallaahu
'anhu berkata: Aku melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
takbir beliau mengangkat kedua tangannya lurus dengan kedua bahunya, bila ruku'
beliau menekankan kedua tangannya pada kedua lututnya kemudian meratakan
punggungnya, bila mengangkat kepalanya beliau berdiri tegak hingga tulang-tulang
punggungnya kembali ke tempatnya, bila sujud beliau meletakkan kedua tangannya
dengan tidak mencengkeram dan mengepalkan jari-jarinya dan menghadapkan ujung
jari-jari kakinya ke arah kiblat, bila duduk pada rakaat kedua beliau duduk di
atas kakinya yang kiri dan meluruskan (menegakkan) kaki kanan, bila duduk pada
rakaat terakhir beliau majukan kakinya yang kiri dan meluruskan kaki yang kanan,
dan beliau duduk di atas pinggulnya. Dikeluarkan oleh Bukhari.
Hadits ke-122
Dari Ali bin Abu Thalib
Radliyallaahu 'anhu dari Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam: Bahwa bila beliau menjalankan sholat, beliau membaca: "Aku hadapkan
wajahku kepada (Allah) yang telah menciptakan langit dan bumi --hingga kalimat--
dan aku termasuk orang-orang muslim, Ya Allah Engkaulah raja, tidak ada Tuhan
selain Engkau, Engkaulah Tuhanku dan aku hamba-Mu-- sampai akhir. Hadits riwayat
Muslim. Dalam suatu riwayat Muslim yang lain: Bahwa bacaan tersebut dalam shalat
malam.
Hadits ke-123
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila telah bertakbir
untuk sholat beliau diam sejenak sebelum membaca (al-fatihah). Lalu aku tanyakan
hal itu kepadanya. Beliau menjawab: "Aku membaca doa: Ya Allah, jauhkanlah
diriku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana telah Engkau jauhkan antara Timur
dengan Barat. Ya Allah bersihkanlah diriku dari kesalahan-kesalahan sebagaimana
telah Engkau bersihkan baju putih dari kotoran. Ya Allah, cucilah diriku dari
kesalahan-kesalahanku dengan air, es, dan embun." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-124
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu
'anhu bahwa (setelah bertakbir) beliau biasanya membaca: "Maha suci Engkau
Ya Allah, dengan pujian terhadap-Mu, Maha berkah nama-Mu, tinggi kebesaran-Mu,
dan tidak ada Tuhan selain diri-Mu." Riwayat Muslim dengan sanad yang terputus
(hadits munqothi'). Riwayat Daruquthni secara maushul dan mauquf.
Hadits ke-125
Hadits serupa dari Abu Said Al-Khudry
Radliyallaahu 'anhu yang diriwayatkan oleh Imam Lima secara marfu'. Dalam
hadits itu disebutkan: Beliau biasanya setelah takbir membaca: "Aku berlindung
kepada Allah yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui dari setan yang terkutuk,
dari godaannya, tipuannya dan rayuannya."
Hadits ke-126
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam biasanya membuka
sholat dengan takbir dan memulai bacaan dengan alhamdulillaahi rabbil 'alamiin
(segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam). Bila beliau ruku' beliau tidak
mengangkat kepalanya dan tidak pula menundukkannya tetapi pertengahan antara
keduanya; bila beliau bangkit dari ruku' beliau tidak akan bersujud sampai
beliau berdiri tegak; bila beliau mengangkat kepalanya dari sujud beliau tidak
akan bersujud lagi sampai beliau duduk tegak; pada setiap 2 rakaat beliau selalu
membaca tahiyyat; beliau duduk di atas kakinya yang kiri dan meluruskan kakinya
yang kanan; beliau melarang duduk di atas tumit yang ditegakkan dan melarang
meletakkan kedua sikunya seperti binatang buas; beliau mengakhiri sholat dengan
salam. Hadits ma'lul dikeluarkan oleh Muslim.
Hadits ke-127
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengangkat kedua
tangannya lurus dengan kedua bahunya ketika beliau memulai shalat, ketika
bertakbir untuk ruku', dan ketika mengangkat kepalanya dari ruku'. Muttafaq
Alaihi.
Hadits ke-128
Dalam hadits Abu Humaid menurut riwayat
Abu Dawud: Beliau mengangkat kedua tangannya sampai lurus dengan kedua bahunya,
kemudian beliau bertakbir.
Hadits ke-129
Dalam riwayat Muslim dari Malik Ibnu
al-Huwairits ada hadits serupa dengan hadits Ibnu Umar, tetapi dia berkata:
sampai lurus dengan ujung-ujung kedua telinganya.
Hadits ke-130
Wail Ibnu Hujr berkata: Aku pernah
sholat bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam beliau meletakkan
tangannya yang kanan di atas tangannya yang kiri pada dadanya. Dikeluarkan oleh
Ibnu Khuzaimah
Hadits ke-131
Dari Ubadah Ibnu al-Shomit bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak sah sholat
bagi orang yang tidak membaca Ummul Qur'an (al-fatihah)." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-132
Dalam suatu riwayat Ibnu Hibban dan
Daruquthni: "Tidak sah sholat yang tidak dibacakan al-fatihah di dalamnya."
Hadits ke-133
Dalam hadits lain riwayat Ahmad, Abu
Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban: "Barangkali engkau semua membaca di belakang
imammu?" Kami menjawab: Ya. Beliau bersabda: "Jangan engkau lakukan kecuali
membaca al-fatihah, karena sungguh tidak sah sholat seseorang tanpa membacanya."
Hadits ke-134
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu
bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, Abu Bakar dan Umar memulai
sholat dengan (membaca) alhamdulillaahi rabbil 'alamiin. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-135
Muslim menambahkan: Mereka tidak
membaca bismillaahirrahmaanirrahiim baik pada awal bacaan maupun akhirnya.
Hadits ke-136
Dalam suatu riwayat Ahmad, Nasa'i dan
Ibnu Khuzaimah disebutkan: Mereka tidak membaca bismillaahirrahmaanirrahiim
dengan suara keras.
Hadits ke-137
Dalam suatu hadits lain riwayat Ibnu
Khuzaimah: Mereka membaca dan amat pelan. (Pengertian ini --membaca dengan amat
pelan-- diarahkan pada pengertian tidak membacanya seperti pada hadits riwayat
Muslim yang tentunya berbeda dengan yang menyatakan bahwa hadits ini ma'lul).
Hadits ke-138
Nu'aim al-Mujmir berkata: Aku pernah
sembahyang di belakang Abu Hurairah r.a. Dia membaca
(bismillaahirrahmaanirrahiim), kemudian membaca al-fatihah, sehingga setelah
membaca (waladldlolliin) dia membaca: Amin. Setiap sujud dan ketika bangun dari
duduk selalu membaca Allaahu Akbar. Setelah salam dia mengatakan: Demi jiwaku
yang ada di tangan-Nya, sungguh aku adalah orang yang paling mirip sholatnya
dengan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Riwayat Nasa'i dan Ibnu
Khuzaimah.
Hadits ke-139
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Apabila kamu membaca al-fatihah maka bacalah bismillaahirrahmaanirrahiim,
karena ia termasuk salah satu dari ayatnya." Riwayat Daruquthni yang
menggolongkannya hadits mauquf.
Hadits ke-140
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila selesai membaca
Ummul Qur'an (al-fatihah) beliau mengangkat suaranya dan membaca: "Amin." Hadits
hasan diriwayatkan oleh Daruquthni. Hadits shahih menurut Hakim.
Hadits ke-141
Ada pula hadits serupa dalam riwayat
Abu Dawud dan Tirmidzi daari hadits Wail Ibnu Hujr.
Hadits ke-142
Abdullah Ibnu Aufa Radliyallaahu
'anhu berkata: Ada seorang laki-laki datang menghadap Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam seraya berkata: Sungguh aku ini tidak bisa menghafal satu
ayat pun dari al-Qur'an, maka ajarilah diriku sesuatu yang cukup bagiku tanpa
harus menghapal al-Qur'an. Beliau bersabda: "Bacalah subhanallaah,
walhamdulillah, walaa ilaaha illallaah, wallaahu akbar, walaa haula walaa
quwwata illa billaahil 'aliyyil 'adziim (artinya= Maha Suci Allah, segala puji
hanya bagi Allah, tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan Allah Maha Besar, tidak ada
daya dan kekuatan kecuali dengan Allah yang Maha Tinggi lagiMaha Agung)." Hadits
riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban,
Daruquthni dan Hakim.
Hadits ke-143
Abu Qotadah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam selalu sholat bersama
kami, pada dua rakaat pertama dalam sholat Dhuhur dan Ashar beliau membaca
al-Fatihah dan dua surat, dan kadangkala memperdengarkan kepada kami bacaan
ayatnya, beliau memperpanjang rakaat pertama dan hanya membaca al-fatihah dalam
dua rakaat terakhir.
Hadits ke-144
Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu
'anhu berkata: Kami pernah mengukur lama berdirinya Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dalam sholat Dhuhur dan Ashar. Setelah
kami ukur bahwa lama berdirinya dalam dua rakaat pertama sholat Dhuhur sekitar
lamanya membaca (Alif Laam Mim. Tanziil) al-Sajadah. Dan dalam dua rakaat
terakhir sekitar setengahnya, dalam dua rakaat pertama sholat Ashar seperti dua
rakaat terakhir sholat Dhuhur dan dua rakaat terakhir setengahnya. Diriwayatkan
oleh Muslim.
Hadits ke-145
Sulaiman Ibnu Yasar berkata: Ada
seseorang yang selalu memanjangkan dua rakaat pertama sholat Dhuhur dan
memendekkan sholat Ashar, dia membaca surat-surat mufasshol yang pendek dalam
sholat maghrib, surat-surat mufasshol pertengahan dalam sholat Isya' dan
surat-surat mufasshol yang panjang dalam sholat Shubuh. Kemudian Abu Hurairah
berkata: Aku belum pernah sholat makmum dengan orang yang sholatnya lebih mirip
dengan sholat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam selain orang ini.
Dikeluarkan oleh Nasa'i dengan sanad shahih.
Hadits ke-146
Jubair Ibnu Muth'im Radliyallaahu
'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam membaca surat At-Thur dalam sholat maghrib. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-147
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dalam sholat Shubuh
pada hari jum'at biasanya membaca (Alif Laam Mim Tanziil) Al-Sajadah dan (Hal
ataa 'alal insaani). Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-148
Menurut riwayat Thabrani dari hadits
Ibnu Mas'ud: Beliau selalu membaca surat tersebut.
Hadits ke-149
Hudzaifah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Aku sholat bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, setiap
melewati bacaan ayat tentang rahmat beliau berhenti untuk berdoa meminta rahmat
dan setiap melewati bacaan tentang adzab beliau berhenti untuk berdoa meminta
perlindungan dari-Nya. Dikeluarkan oleh Imam Lima. Hadits hasan menurut
Tirmidzi.
Hadits ke-150
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Ketahuilah bahwa aku benar-benar dilarang untuk membaca al-Qur'an sewaktu ruku'
dan sujud, adapun sewaktu ruku' agungkanlah Tuhan dan sewaktu sujud
bersungguh-sungguhlah dalam berdoa karena besar harapan akan dikabulkan do'amu.
Riwayat Muslim.
Hadits ke-151
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dalam ruku' dan
sujudnya membaca: "subhaanaka allaahumma rabbanaa wabihamdika allahummaghfirlii
(artinya Maha Suci Engkau, ya Allah Tuhan kami dengan memuji-Mu, ya Allah
ampunilah aku)." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-152
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam apabila sholat beliau
bertakbir ketika berdiri, kemudian bertakbir ketika ruku', lalu membaca
"sami'allaahu liman hamidah" (Allah mendengar orang yang memuji-Nya) ketika
beliau mengangkat tulang punggungnya dari ruku'. Saat berdiri beliau membaca
"rabbanaa walakal hamdu" (Ya Tuhan kami hanya bagi-Mu segala puji), kemudian
beliau melakukan demikian seluruhnya dalam sholat, dan bertakbir ketika bangkit
dari dua rakaat setelah duduk tahiyyat." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-153
Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu
'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam jika telah
mengangkat kepalanya dari ruku', beliau berdo'a "(artinya = Ya Allah Tuhan kami,
segala puji bagi-Mu sepenuh langit dan bumi dan sepenuh apa yang Engkau
kehendaki. Engkaulah pemilik puji dan kemuliaan segala yang diucapkan oleh
hamba. Kami semua menghambakan diri pada-Mu. Ya Allah tidak ada yang kuasa
menolak apa yang Engkau cegah dan tidak bermanfaat keagungan bagi yang memiliki
keagungan karena keagungan itu dari Engkau juga)." Hadits riwayat Muslim.
Hadits ke-154
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Aku
diperintahkan untuk bersujud di atas tujuh tulang pada dahi. Beliau menunjuk
dengan tangannya pada hidungnya, kedua tangan, kedua lutut, dan ujung-ujung jari
kedua kaki." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-155
Dari Ibnu Buhainah bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam apabila sholat dan sujud merenggangkan
kedua tangannya sehingga tampak putih kedua ketiaknya. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-156
Dari al-Barra Ibnu 'Azib
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Apabila engkau sujud letakkanlah kedua telapak tanganmu
dan angkatlah kedua siku-sikumu." Diriwayatkan oleh Muslim.
Hadits ke-157
Dari Wail Ibnu Hujr Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila ruku'
merenggangkan jari-jarinya dan bila sujud merapatkan jari-jarinya. Diriwayatkan
oleh Hakim.
Hadits ke-158
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Aku pernah melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
sholat dengan duduk bersila. Riwayat Nasa'i dan dinilai shahih oleh Ibnu
Khuzaimah.
Hadits ke-159
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam antaraa dua sujud
biasanya membaca: "allaahummagh firlii, warhamnii, wahdinii, wa 'afinii, war
zugnii (artinya = Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah diriku, berilah petunjuk
padaku, limpahkan kesehatan padaku dan berilah rizqi padaku)." Diriwayatkan oleh
Imam Empat kecuali Nasa'i dengan lafadz hadits menurut Abu Dawud. Shahih menurut
Hakim.
Hadits ke-160
Dari Malik Ibnu al-Huwairits
Radliyallaahu 'anhu bahwa dia pernah melihat Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam sedang sholat, apabila beliau dalam rakaat ganjil dari sholatnya
beliau tidak bangkit berdiri sebelum duduk dengan tegak. Hadits riwayat
Bukhari.
Hadits ke-161
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu
bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah berqunut setelah ruku'
selama sebulan untuk mendoakan kebinasaan sebagian bangsa Arab kemudian beliau
meninggalkannya. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-162
Ada hadits serupa riwayat Ahmad dan
Daruquthni dari jalan lain tetapi dengan tambahan: Adapun dalam sholat Shubuh
beliau selalu berqunut hingga meninggal dunia.
Hadits ke-163
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu
bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak berqunut kecuali jika
beliau mendoakan kebaikan atas suatu kaum atau mendoakan kebinasaan atas suatu
kaum. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah.
Hadits ke-164
Sa'id Ibnu Thariq Al-Asyja'y
Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku berkata pada ayahku: Wahai ayahku,
engkau benar-benar pernah sholat di belakang (bermakmum) Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, Abu bakar, Umar, Utsman, dan Ali. Apakah
mereka berqunut dalam sholat Shubuh? Ayahku menjawab: Wahai anakku, itu adalah
sesuatu yang baru. Diriwayatkan oleh Imam Lima kecuali Abu Dawud.
Hadits ke-165
Hasan Ibnu Ali Radliyallaahu
'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam telah
mengajariku kata-kata untuk dibaca dalam qunut witir yaitu (artinya = Ya Allah
berilah aku petunjuk sebagaimana orang-orang yang telah Engkau berti petunjuk,
berilah aku kesehatan sebagaimana orang-orang telah Engkau beri kesehatan,
pimpinlah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau pimpin, berilah aku
berkah atas segala hal yang Engkau berikan, selamatkanlah aku dari kejahatan
yang telah Engkau tetapkan karena hanya Engkaulah yang menghukum dan tidak ada
hukuman atas-Mu, sesungguhnya tidak akan hina orang yang telah Engkau tolong,
Maha Berkah Engkau Tuhan kami dan Maha Tinggi). Riwayat Imam Lima. Thabrani dan
Baihaqi menambahkan: (artinya = Tidak akan mulia orang yang telah Engkau
murkai). Hadits riwayat Nasa'i dari jalan lain menambahkan pada akhirnya:
(artinya = Semoga sholawat Allah Ta'ala selalu terlimpah atas Nabi).
Hadits ke-166
Menurut riwayat Baihaqi bahwa Ibnu
Abbas berkata: Adalah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengajari
kami doa untuk dibaca dalam qunut pada sholat Shubuh. Dalam sanadnya ada
kelemahan.
Hadits ke-167
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Bila
salah seorang di antara kamu sujud maka janganlah ia meletakkan kedua tangannya
sebelum kedua lututnya." Dikeluarkan oleh Imam Tiga. Hadits ini lebih kuat
dibandingkan hadits Wail Ibnu Hujr.
Hadits ke-168
Aku melihat Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam apabila sujud meletakkan kedua lututnya sebelum kedua
tangannya. Dikeluarkan oleh Imam Empat. Hadits pertama mempunyai seorang saksi
dari hadits Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu yang dinilai shahih oleh Ibnu
Khuzaimah. Bukhari menyebutnya dalam keadaan mu'allaq mauquf.
Hadits ke-169
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam apabila duduk
untuk tasyahhud meletakkan tangannya yang kiri di atas lututnya yang kiri dan
tangannya yang kanan di atas lututnya yang kanan, beliau membuat genggaman lima
puluh tiga, dan beliau menunjuk dengan jari telunjuknya. Riwayat Muslim. Dalam
suatu riwayat Muslim yang lain: Beliau menggenggam seluruh jari-jarinya dan
menunjuk dengan jari yang ada di sebelah ibu jari.
Hadits ke-170
Abdullah Ibnu Mas'ud Radliyallaahu
'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berpaling
pada kami kemudian bersabda: "Apabila seseorang di antara kamu sholat hendaknya
ia membaca: (Artinya = Segala penghormatan, sholawat, dan kebaikan itu hanya
bagi Allah semata. Semoga selamat sejahtera dilimpahkan kepadamu wahai Nabi
beserta rahmat Allah dan berkah-Nya. Semoga selamat sejahtera dilimpahkan kepada
kami dan kepada hamba-hamba-Nya yang shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan
selain Allah Yang Esa tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu
hamba dan utusan-Nya), kemudian hendaknya ia memilih doa yang ia sukai lalu
berdoa dengan doa itu." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Bukhari.
Menurut riwayat Nasa'i: Kami telah membaca doa itu sebelum tasyahud itu
diwajibkan atas kami. Menurut riwayat Ahmad: bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam telah mengajarinya tasyahhud dan beliau memerintahkan agar
mengajarkannya kepada manusia.
Hadits ke-171
Menurut riwayat Muslim bahwa Ibnu Abbas
Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam mengajarkan kepada kami tasyahhud: (artinya = Segala kehormatan yang
penuh berkah, sholawat kebaikan hanya bagi Allah semata... sampai akhir).
Hadits ke-172
Fadlolah Ibnu Ubaidah Radliyallaahu
'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah
mendengar seseorang berdo'a dalam sholatnya dengan tidak memuji Allah dan tidak
membaca sholawat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, maka bersabdalah
beliau: "Orang ini tergesa-gesa." Kemudian beliau memanggilnya seraya bersabda:
"Apabila seseorang di antara kamu sholat maka hendaknya ia memulai dengan memuji
Tuhannya dan menyanjung-Nya, kemudian membaca sholat Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam, lalu berdoa dengan do'a yang dikehendakinya."
Diriwayatkan oleh Ahmad dan Imam Tiga. Hadits shahih menurut Tirmidzi, Ibnu
Hibban dan Hakim.
Hadits ke-173
Dari Abu Mas'ud bahwa Basyir Ibnu Sa'ad
bertanya: Wahai Rasulullah, Allah memerintahkan kepada kami untuk bersholawat
padamu, bagaimanakah cara kami bersholawat padamu? beliau diam kemudian
bersabda: "Ucapkanlah: (artinya = Ya Allah limpahkanlah rahmat atas Muhammad dan
keluarganya sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat atas Ibrahim. Berkatilah
Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberkati Ibrahim. Di seluruh
alam ini Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung), kemudian salam sebagaimana yang
telah kamu ketahui." Diriwayatkan oleh Muslim. Dalam hadits tersebut Ibnu
Khuzaimah menambahkan: "Bagaimanakah cara kami bersholawat padamu, jika kami
bersholawat padamu pada waktu sholat."
Hadits ke-174
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Apabila seseorang di antara kamu bertasyahhud maka hendaklah ia memohon
perlindungan pada Allah dari empat hal dengan mengucapkan: (Artinya = Ya Allah
sesungguhnya aku memohon perlindungan pada-Mu dari siksa neraka jahannam, siksa
kubur, cobaan hidup dan mati, dan dari fitnah dajjal)." Muttafaq Alaihi. Dalam
suatu riwayat Muslim disebutkan: "Jika seseorang antara kamu telah selesai dari
tasyahhud akhir."
Hadits ke-175
Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq
Radliyallaahu 'anhu bahwa dia berkata kepada Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam: Ajarkanlah padaku doa yang aku baca dalam sholatku.
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Ucapkanlah: (artinya
= Ya Allah sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, dan tidak ada yang
mengampuni dosa kecuali Engkau, maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu
dan kasihanilah diriku, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang)." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-176
Wail Ibnu Hujr Radliyallaahu
'anhu berkata: Aku pernah shalat bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam, beliau salam ke sebelah kanan dan kiri dengan (ucapan):
Assalamu'alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuh (artinya = Semoga salam
sejahtera atasmu beserta rahmat Allah dan berkah-Nya). Riwayat Abu Dawud dengan
sanad shahih.
Hadits ke-177
Dari al-Mughirah Ibnu Syu'bah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pada
setiap selesai sholat fardlu selalu membaca: (artinya = Tidak ada Tuhan selain
Allah yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan segala puji, dan
Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah tiada orang yang kuasa menolak
terhadap apa yang Engkau berikan, dan tiada orang yang kuasa memberi terhadap
apa yang Engkau cegah, dan tiada bermanfaat segala keagungan karena keagungan
itu hanyalah dari Engkau). Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-178
Dari Sa'ad Ibnu Waqqash
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
setiap selesai sholat selalu memohon perlindungan dengan doa-doa: (artinya = Ya
Allah sungguh aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir, aku berlindung
kepada-Mu dari ketakutan, aku berlindung kepada-Mu dari kepikunan, aku
berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa
kubur). Diriwayatkan Bukhari.
Hadits ke-179
Tsauban Radliyallaahu 'anhu
berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam jika telah selesai
dari sholatnya beristighfar (memohon ampunan) kepada Allah tiga kali dengan
membaca: (artinya = Ya Allah Engkaulah keselamatan dan dari-Mu jualah segala
keselamatan. Maha Berkah Engkau wahai Dzat yang memiliki segala keagungan dan
kemuliaan). Diriwayatkan oleh Muslim.
Hadits ke-180
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Barangsiapa yang pada tiap-tiap usai sholat bertasbih (membaca subhanallah)
sebanyak 33 kali, bertahmid (membaca alhamdulillah) sebanyak 33 kali, dan
bertakbir (membaca Allahu akbar) sebanyak 33 kali, maka jumlahnya 99 kali lalu
menyempurnakannya menjadi 100 dengan bacaan: (artinya = tidak ada Tuhan selain
Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan segala puji,
dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu), maka diampunilah kesalahan-kesalahannya
walaupun kesalahannya seperti buih air laut." Hadits riwayat Muslim. Dalam
riwayat lain: Bahwa takbirnya sebanyak 34 kali.
Hadits ke-181
Dari Muadz Ibnu Jabal bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepadanya: "Aku wasiatkan
kepadamu wahai Muadz agar engkau jangan sekali-kali setiap sholat meninggalkan
doa: (artinya = Ya Allah tolonglah aku untuk selalu mengingat-Mu, bersyukur
kepada-Mu, dan memperbaiki ibadah pada-Mu)." Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud
dan Nasa'i dengan sanad yang kuat.
Hadits ke-182
Dari Abu Umamah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"barangsiapa membaca ayat kursi setiap selesai sholat fadlu, maka tiada yang
menghalanginya masuk syurga kecuali maut." Diriwayatkan oleh Nasa'i dan dinilai
shahih oleh Ibnu Hibban. Thabrani menambahkan: "Dan bacalah surat al-Ikhlas."
Hadits ke-183
Dari Malik Ibnu al-Khuwairits
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Sholatlah kamu sekalian dengan cara sebagaimana kamu
melihat aku sholat." Riwayat Bukhari.
Hadits ke-184
Dari Imran Ibnu Hushoin
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Sholatlah dengan berdiri, jika tidak mampu maka dengan duduk, jika
tidak mampu maka dengan berbaring, dan jika tidak mampu juga maka dengan
syarat." Diriwayatkan oleh Bukhari.
Hadits ke-185
Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu
bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada seseorang yang
sakit yang sholat di atas bantal, beliau melempar bantal itu dan bersabda:
"Sholatlah di atas tanah bila engkau mampu, jika tidak maka pakailah isyarat,
dan jadikan (isyarat) sujudmu lebih rendah daripada (isyarat) ruku'mu."
Diriwayatkan oleh Baihaqi dengan sanad yang kuat, namun Abu Hatim mensahkan
mauquf-nya hadits ini.
Hadits ke-186
Dari Abdullah Ibnu Buhaimah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
sholat Dhuhur bersama mereka, beliau berdiri pada dua rakaat pertama dan tidak
duduk tasyahhud, orang-orang ikut berdiri bersamanya hingga beliau akan
mengakhiri sholat dan orang-orang menunggu salamnya, beliau takbir dengan duduk,
kemudian beliau sujud dua kali sebelum salam, lalu beliau salam. Dikeluarkan
oleh Imam Tujuh dan lafadz ini menurut riwayat Bukhari. Dalam suatu riwayat
Muslim: Beliau takbir pada setiap sujud dengan duduk, lalu beliau sujud dan
orang-orang sujud bersamanya sebagai pengganti duduk (tasyahhud) yang
terlupakan.
Hadits ke-187
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah sholat salah satu
dari dua sholat petang dua rakaat, lalu salam. Kemudian beliau menuju tiang di
bagian depan masjid dan meletakkan tangannya pada kayu itu. Dalam jama'ah itu
ada Abu Bakar dan Umar namun keduanya tidak berani mengatakan apapun kepada
beliau. Orang-orang keluar dengan segera dan mereka bertanya-tanya apakah sholat
tadi di qashar. Dalam Jama'ah itu ada seorang laki-laki yang dijuluki Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam "Dzulyadain", ia bertanya: Ya Rasulullah,
apakah baginda lupa atau sholat tadi memang diqashar? Beliau bersabda: "Aku
tidak lupa dan sholat tidak diqashar." Orang itu berkata lagi: Tidak, baginda
telah lupa. Maka beliau sholat dua rakaat kemudian salam, lalu takbir, kemudian
sujud seperti biasa atau lebih lama, kemudian mengangkat kepalanya lalu takbir,
kemudian meletakkan kepalanya, lalu takbir, kemudian sujud seperti biasa atau
lebih lama, kemudian beliau mengangkat kepalanya dan takbir. Muttafaq Alaihi dan
lafadznya menurut riwayat Bukhari. Dalam suatu riwayat Muslim: Itu adalah sholat
Ashar.
Hadits ke-188
Menurut Riwayat Abu Dawud Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya: "Apakah Dzulyadain benar?" Lalu
mereka mengiyakan. Hadits itu ada dalam shahih Bukhari-Muslim tapi dengan
lafadz: Mereka berkata.
Hadits ke-189
Dalam suatu riwayatnya pula: Beliau
tidak sujud sampai Allah Ta'ala meyakinkannya akan hal itu.
Hadits ke-190
Dari Imran Ibnu Hushoin
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
pernah sholat bersama mereka, lalu beliau lupa, maka beliau sujud dua kali,
kemudian tasyahhud, lalu salam. Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi. Hadits hasan
menurut Tirmidzi dan shahih menurut Hakim.
Hadits ke-191
Dari Abu Said Al-Khudry
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Apabila seseorang di antara kamu ragu dalam sholat, ia
tidak mengetahui apakah telah sholat tiga atau empat rakaat. Maka hendaknya ia
meninggalkan keraguan dan memantapkan apa yang ia yakini, kemudian sujud dua
kali sebelum salam. Maka bila telah sholat lima rakaat, genaplah sholatnya. Bila
ternyat sholatnya telah cukup, maka kedua sujud itu sebagai penghinaan kepada
setan." Riwayat Muslim.
Hadits ke-192
Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu
berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sholat. Ketika beliau
salam dikatakan kepadanya: Ya Rasulullah, apakah telah terjadi sesuatu dalam
sholat? Beliau bersabda: "Apa itu?" Mereka berkata: Baginda sholat begini
begitu. Abu Mas'ud berkata: Lalu mereka merapikah kedua kakinya dan menghadap
kiblat, lalu sujud dua kali kemudian salam. Beliau kemudian menghadap
orang-orang dan bersabda: "Sesungguhnya jika terjadi sesuatu dalam sholat aku
beritahukan padamu, tapi aku hanyalah manusia biasa seperti kamu sekalian yang
dapat lupa seperti kalian. Maka apabila aku lupa ingatkanlah aku dan apabila
seseorang di antara kamu ragu dalam sholatnya, hendaknya ia meneliti benar
kemudian menyempurnakannya, lalu sujud dua kali." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-193
Dalam suatu hadits riwayat Bukhari:
"Hendaknya ia menyempurnakan, lalu salam, kemudian sujud."
Hadits ke-194
Dalam riwayat Muslim: Bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah sujud sahwi dua kali setelah salam
dan bercakap-cakap.
Hadits ke-195
Menurut riwayat Ahmad, Abu Dawud dan
Nasa'i dari hadits Abdullah Ibnu Ja'far yang diterima secara marfu':
"Barangsiapa ragu dalam sholatnya hendaknya ia bersujud dua kali sesudah salam.
Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah.
Hadits ke-196
Dari al-Mughirah Ibnu Syu'bah bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seseorang di
antara kamu ragu, ia berdiri dalam rakaat kedua dan ia sudah tegak berdiri maka
hendaklah ia teruskan dan tidak usah kembali lagi, dan hendaknya ia sujud dua
kali. Apabila ia belum berdiri tegak maka hendaknya ia duduk kembali dan tidak
usah sujud sahwi." Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah dan Daruquthni. Lafadznya
menurut Daruquthni dengan sanad yang lemah.
Hadits ke-197
Dari Umar Radliyallaahu 'anhu
dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bahwa beliau bersabda: "Bagi
makmum itu tidak ada lupa, maka jika imam lupa wajiblah sujud sahwi atas imam
dan makmum." Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Baihaqi dengan sanad yang lemah.
Hadits ke-198
Dari Tsauban dari Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bahwa beliau bersabda: "Setiap kali lupa itu diganti
dengan dua sujud setelah salam." Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah
dengan sanad lemah.
Hadits ke-199
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Kami sujud bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
sewaktu membawa (idzas samaaun syaqqot) dan (iqra' bismi rabbikalladzii kholaq).
Diriwayatkan oleh Muslim.
Hadits ke-200
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu
berkata: Surat Shod bukanlah termasuk surat yang disunatkan sujud, tapi aku
pernah melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sujud ketika
membacanya. Riwayat Bukhari.
Hadits ke-201
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sujud sewaktu membaca
surat Al-Najm. Riwayat Bukhari.
Hadits ke-202
Zaid Ibnu Tsabit Radliyallaahu
'anhu berkata: Aku pernah membaca surat Al-Najm di hadapan Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, namun beliau tidak sujud waktu itu.
Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-203
Kholid Ibnu Ma'dan Radliyallaahu
'anhu berkata: Surat Al-Hajj itu diberi keutamaan dengan dua sujud.
Diriwayatkan Abu Dawud dalam hadits mursal.
Hadits ke-204
Menurut riwayat Ahmad dan Tirmidzi
dalam keadaan maushul dari hadits Uqbah Ibnu Amir, ditambahkan: "Maka
barangsiapa yang tidak sujud pada keduanya hendaklah ia tidak membacanya." Sanad
hadits ini lemah.
Hadits ke-205
Umar Radliyallaahu 'anhu
berkata: Wahai orang-orang, kita melewati bacaan ayat-ayat sujud, maka
barangsiapa sujud ia telah mendapat (pahala) dan barangsiapa tidak sujud tidak
mendapat dosa." Diriwayatkan oleh Bukhari. Dalam hadits itu disebutkan:
Sesungguhnya Allah tidak mewajibkan sujud kecuali jika kita menghendaki. Hadits
itu termuat dalam al-Muwaththa'.
Hadits ke-206
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu
berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam selalu membacakan Al-Qur'an
pada kami, maka apabila melewati bacaan ayat sajadah beliau bertakbir dan sujud,
lalu kami sujud bersama beliau. Riwayat Abu Dawud dengan sanad yang lemah.
Hadits ke-207
Dari Abu Bakrah Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila menerima kabar
gembira beliau segera sujud kepada Allah. Diriwayatkan oleh Imam Lima kecuali
Nasa'i.
Hadits ke-208
Abdul Rahman Ibnu Auf Radliyallaahu
'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah sujud,
beliau melamakan sujud itu, setelah mengangkat kepala beliau bersabda:
"Sesungguhnya Jibril datang kepadaku dan membawa kabar gembira, maka aku
bersujud syukur kepada Allah." Riwayat Ahmad dan dinilai shahih oleh Hakim.
Hadits ke-209
Dari al-Barra' Ibnu Azib
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
pernah mengutus Ali ke negeri Yaman. Kemudian hadits itu menyebutkan: Ali lalu
mengirim surat tentang ke-Islaman mereka. Ketika Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam membaca surat itu beliau langsung sujud syukur kepada
Allah atas berita tersebut. Hadits riwayat Baihaqi yang asalnya dari Bukhari.
Hadits ke-210
Rabiah Ibnu Malik al-Islamy
Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
pernah bersabda padaku: "Mintalah (padaku)." Aku menjawab: Aku memohon dapat
menyertai baginda di syurga. Beliau bertanya: "Apakah ada yang lain?" Aku
menjawab: Hanya itu saja. Beliau bersabda: "Tolonglah aku untuk mendoakan dirimu
dengan banyak sujud." Diriwayatkan oleh Muslim.
Hadits ke-211
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu
berkata: Aku menghapal dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam 10 rakaat
yaitu: dua rakaat sebelum Dhuhur, dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah
maghrib di rumahnya, dua rakaat setelah Isya' di rumahnya, dan dua rakaat
sebelum Shubuh. Muttafaq Alaihi. Dalam suatu riwayat Bukhari-Muslim yang lain:
Dan dua rakaat setelah Jum'at di rumahnya.
Hadits ke-212
Dalam suatu riwayat Muslim: Apabila
fajar telah terbit beliau tidak sholat kecuali dua rakaat yang pendek.
Hadits ke-213
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak meninggalkan (sholat
sunat) empat rakaat sebelum Dhuhur dan dua rakaat sebelum Shubuh. Riwayat
Bukhari.
Hadits ke-214
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak pernah memperhatikan
sholat-sholat sunat melebihi perhatiannya terhadap dua rakaat fajar. Muttafaq
Alaihi.
Hadits ke-215
Menurut riwayat Muslim: Dua rakaat
fajar itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.
Hadits ke-216
Ummu Habibah Ummul Mu'minin
Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa melakukan sholat
dua belas rakaat dalam sehari semalam niscaya dibangunkan sebuah rumah baginya
di surga." Hadits riwayat Muslim. Dan dalam suatu riwayat: "Sholat sunat."
Hadits ke-217
Menurut riwayat Tirmidzi ada hadits
yang serupa dengan tambahan: "Empat rakaat sebelum Dhuhur, dua rakaat setelahnya
dan dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah Isya', dan dua rakaat sebelum
Shubuh."
Hadits ke-218
Menurut riwayat Imam Lima darinya (Ummu
Habibah r.a): "Barangsiapa memelihara empat rakaat sebelum Dhuhur dan empat
rakaat setelahnya niscaya Allah mengharamkan api neraka darinya."
Hadits ke-219
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"(Semoga) Allah memberi rahmat orang yang sholat empat rakaat sebelum Ashar."
Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi. Hadits hasan menurut Tirmidzi dan shahih
menurut Ibnu Khuzaimah.
Hadits ke-220
Dari Abdullah Mughoffal al-Muzanny
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Sholatlah sebelum Maghrib, sholatlah sebelum Maghrib."
Kemudian beliau bersabda pada yang ketiga: "Bagi siapa yang mau," Karena beliau
takut orang-orang akan menjadikannya sunnat. Diriwayatkan oleh Bukhari.
Hadits ke-221
Dalam suatu riwayat Ibnu Hibban bahwa
Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sholat sebelum Maghrib dua rakaat.
Hadits ke-222
Menurut riwayat Muslim bahwa Ibnu Abbas
berkata: Kami pernah sholat dua rakaat setelah matahari terbenam dan Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melihat kami, beliau tidak memerintahkan
dan tidak pula melarang kami.
Hadits ke-223
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam meringkaskan dua rakaat
sebelum sholat Shubuh sampai aku bertanya: Apakah beliau membaca Ummul Kitab
(al-Fatihah)? Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-224
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dalam dua rakaat
fajar membaca (Qul yaa ayyuhal kaafiruun) dan (Qul Huwallaahu Ahad). Riwayat
Muslim.
Hadits ke-225
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila selesai sholat dua
rakaat fajar berbaring atas sisinya yang kanan. Riwayat Bukhari.
Hadits ke-226
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Apabila seorang di antara kamu selesai sholat dua rakaat sebelum sholat Shubuh,
hendaknya ia berbaring atas sisinya yang kanan." Hadits riwayat Ahmad, Abu
Dawud, dan Tirmidzi. Hadits shahih menurut Tirmidzi.
Hadits ke-227
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Sholat malam itu dua dua, maka bila seorang di antara kamu takut telah datang
waktu Shubuh hendaknya ia sholat satu rakaat untuk mengganjilkan sholat yang
telah ia lakukan." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-228
Dalam Riwayat Imam Lima yang dinilai
shahih oleh Ibnu Hibban adalah lafadz: "Sholat malam dan siang itu dua dua."
Nasa'i menyatakan bahwa ini salah.
Hadits ke-229
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Sholat yang paling utama setelah sholat fadlu ialah sholat malam." Dikeluarkan
oleh Muslim.
Hadits ke-230
Dari Ayyub al-Anshory bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Witir itu hak bagi setiap
muslim. Barangsiapa senang sholat witir lima rakaat hendaknya ia kerjakan,
barangsiapa senang sholat witir tiga rakaat hendaknya ia kerjakan, barangsiapa
senang sholat witir satu rakaat hendaknya ia kerjakan." Riwayat Imam Empat
kecuali Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan mauquf menurut
Nasa'i.
Hadits ke-231
Ali Ibnu Abu Thalib Radliyallaahu
'anhu berkata: Witir itu tidaklah wajib sebagaimana sholat fardlu, tapi ia
hanyalah sunat yang dilakukan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
Hadits diriwayatkan oleh Tirmidzi, Nasa'i dan Hakim. Hasan menurut Tirmidzi dan
shahih menurut Hakim.
Hadits ke-232
Dari Jabir Ibnu Abdullah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
sholat malam pada bulan Ramadhan. Kemudian orang-orang menunggu beliau pada hari
berikutnya namun beliau tidak muncul. Dan beliau bersabda: "Sesungguhnya aku
khawatir sholat witir ini diwajibkan atas kamu." Riwayat Ibnu Hibban.
Hadits ke-233
Dari Kharijah Ibnu Hudzafah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah membantu kamu dengan sholat yang lebih
baik bagimu daripada unta merah?" Kami bertanya: Sholat apa itu ya Rasulullah?
Beliau menjawab: "Witir antara sholat Isya' hingga terbitnya fajar." Riwayat
Imam Lima kecuali Nasa'i. Hadits Shahih menurut Hakim.
Hadits ke-234
Ahmad juga meriwayatkan hadits serupa
dari Amr Ibnu Syuaib dari ayahnya dari kakeknya.
Hadits ke-235
Dari Abdullah Ibnu Buraidah dari
ayahnya bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Witir
adalah hak, maka barangsiapa tidak sholat witir ia bukanlah termasuk golongan
kami." Dikeluarkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang lemah. Shahih menurut Hakim.
Hadits ke-236
Hadits tersebut mempunyai saksi yang
lemah dari Abu Hurairah menurut riwayat Ahmad.
Hadits ke-237
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak pernah menambah
dalam sholat malam Ramadhan atau lainnya lebih dari sebelas rakaat. Beliau
sholat empat rakaat dan jangan tanyakan tentang baik dan panjangnya. Kemudian
beliau sholat empat rakaat dan jangan tanyakan tentang baik dan panjangnya.
Kemudian beliau sholat tiga rakaat. 'Aisyah berkata: Saya bertanya, wahai
Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum sholat witir? Beliau menjawab: "Wahai
'Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tidur namun hatiku tidak." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-238
Dalam suatu riwayat Bukhari-Muslim yang
lain: Beliau sholat malam sepuluh rakaat, sholat witir satu rakaat, dan sholat
fajar dua rakaat. Jadi semuanya tiga belas rakaat.
Hadits ke-239
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sholat malam tiga
belas rakaat, lima rakaat di antaranya sholat witir, beliau tidak pernah duduk
kecuali pada rakaat terakhir.
Hadits ke-240
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Pada setiap malam Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
selalu sholat witir yang berakhir hingga waktu sahur. Muttafaq Alaihi
Hadits ke-241
Abdullah Ibnu Amar Ibu al-'Ash
Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda padaku: "Hai Abdullah, kamu jangan seperti si Anu, dulu ia
biasa sholat malam kemudian ia meninggalkannya." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-242
Dari Ali bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholat witirlah wahai ahli
Qur'an, karena Allah sesungguhnya witir (ganjil) dan dia mencintai yang ganjil
(witir)." Diriwayatkan oleh Imam Lima dan dinilai shahih oleh Ibnu Khuzaimah.
Hadits ke-243
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jadikanlah
sholat witir sebagai akhir sholatmu malam hari." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-244
Tholq Ibnu Ali berkata: Aku pernah
mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak ada
dua witir dalam satu malam." Riwayat Ahmad dan Imam tiga. Hadits shahih menurut
Ibnu Hibban.
Hadits ke-245
Ubay Ibnu Ka'ab Radliyallaahu
'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam biasanya
sholat witir dengan membaca (Sabbihisma rabbikal a'la dan (Qul yaa ayyuhal
kaafiruun) dan (Qul huwallaahu Ahad)." Riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Nasa'i.
Nasa'i menambahkan: Beliau tidak salam kecuali pada rakaat terakhir.
Hadits ke-246
Menurut riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi
terdapat hadits serupa dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu dan didalamnya
disebutkan: Masing-masing surat untuk satu rakaat dan dalam rakaat terakhir
dibaca (Qul huwallaahu Ahad) serta dua surat al-Falaq dan an-Naas.
Hadits ke-247
Dari Abu Said Al-Khudry
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Sholat witir-lah sebelum engkau masuk waktu Shubuh." Diriwayatkan
oleh Muslim.
Hadits ke-248
Menurut Riwayat Ibnu Hibban:
"Barangsiapa telah memasuki waktu Shubuh sedang dia belum sholat witir, maka
tiada witir baginya."
Hadits ke-249
Darinya bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang luput sholat
witir karena tidur atau lupa hendaknya ia sholat waktu Shubuh atau ketika
ingat." Diriwayatkan oleh Imam Lima kecuali Nasa'i.
Hadits ke-250
Dari Jabir bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa khawatir tidak
bangun pada bagian akhir malam, hendaknya ia sholat witir pada awal malam dan
barangsiapa sangat ingin bangun pada akhirnya hendaknya ia sholat witir pada
akhir malam karena sholat pada akhir malam itu disaksikan (oleh malaikat), dan
hal itu lebih utama." Riwayat Muslim.
Hadits ke-251
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jika fajar
telah terbit maka habislah seluruh waktu sholat malam dan sholat witir. Maka
berwitirlah sebelum terbitnya fajar." Diriwayatkan oleh Tirmidzi.
Hadits ke-252
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam biasanya sholat Dluha
empat rakaat dan menambah seperti yang dikehendaki Allah. Riwayat Muslim.
Hadits ke-253
Menurut riwayat Muslim dari 'Aisyah:
Bahwa 'Aisyah pernah ditanya: Apakah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam biasa menunaikan sholat Dluha? Ia menjawab: Tidak, kecuali bila
beliau pulang dari bepergian.
Hadits ke-254
Menurut riwayat Muslim dari 'Aisyah:
Aku tidak melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dengan tetap
melakukan sholat Dluha, tetapi sungguh aku melakukannya dengan tetap.
Hadits ke-255
Dari Zaid Ibnu Arqom Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Sholatnya orang-orang yang bertaubat itu ketika anak-anak unta merasa panas."
Riwayat Tirmidzi.
Hadits ke-256
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa
menunaikan sholat Dluha dua belas rakaat niscaya Allah membangunkan sebuah
istana untuknya di surga." Hadits Gharib diriwayatkan oleh Tirmidzi.
Hadits ke-257
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam masuk ke rumahku,
kemudian beliau sholat Dluha delapan rakaat. Riwayat Ibnu Hibban dalam kitab
shahihnya.
Hadits ke-258
Dari Abdullah Ibnu Umar
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Sholat berjama'ah itu lebih utama dua puluh tujuh derajat
daripada sholat sendirian." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-259
Menurut riwayat Bukhari-Muslim dari Abu
Hurairah Radliyallaahu 'anhu : "Dua puluh lima bagian."
Hadits ke-260
Demikian juga menurut riwayat Bukhari
dari Abu Said, dia berkata: Derajat.
Hadits ke-261
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Demi
Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya ingin rasanya aku menyuruh
mengumpulkan kayu bakar hingga terkumpul, kemudian aku perintahkan sholat dan
diadzankan buatnya, kemudian aku perintahkan seseorang untuk mengimami
orang-orang itu, lalu aku mendatangi orang-orang yang tidak menghadiri sholat
berjama'ah itu dan aku bakar rumah mereka. Demi Allah yang jiwaku ada di
tangan-Nya, seandainya salah seorang di antara mereka tahu bahwa ia akan
mendapatkan tulang berdaging gemuk atau tulang paha yang baik niscaya ia akan
hadir (berjamaah) dalam sholat Isya' itu. Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut
riwayat Bukhari.
Hadits ke-262
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Sholat yang paling berat bagi orang-orang munafik ialah sholat Isya' dan
Shubuh. Seandainya mereka tahu apa yang ada pada kedua sholat itu, mereka akan
mendatanginya walaupun dengan merangkak." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-263
Dari Abu Hurairah r.a: Ada seorang
laki-laki buta menghadap Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan
berkata: Ya Rasulullah, sungguh aku ini tidak mempunyai seorang penuntun yang
menuntunku ke masjid. Maka beliau memberi keringanan padanya. Ketika ia
berpaling pulang beliau memanggilnya dan bertanya: "Apakah engkau mendengar
adzan untuk sholat?" Ia menjawab: Ya. Beliau bersabda: "Kalau begitu,
datanglah." Riwayat Muslim.
Hadits ke-264
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Barangsiapa mendengar adzan tetapi ia tidak datang, maka tidak ada sholat
baginya kecuali lantaran udzur." Riwayat Ibnu Majah, Daruquthni, Ibnu Hibban,
dan Hakim dengan sanad yang menurut syarat Muslim. Sebagian menguatkan bahwa
hadits ini mauquf.
Hadits ke-265
Dari Yazid Ibnu al-Aswad bahwa dia
pernah sholat Shubuh bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
Ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam telah usai sholat beliau
bertemu dengan dua orang laki-laki yang tidak ikut sholat. Beliau memanggil
kedua orang itu, lalu keduanya dihadapkan dengan tubuh gemetaran. Beliau
bertanya pada mereka: "Apa yang menghalangimu sehingga tidak ikut sholat bersama
kami?" Mereka menjawab: Kami telah sholat di rumah kami. Beliau bersabda:
"Jangan berbuat demikian, bila kamu berdua telah sholat di rumahmu kemudian kamu
melihat imam belum sholat, maka sholatlah kamu berdua bersamanya karena hal itu
menjadi sunat bagimu." Riwayat Imam Tiga dan Ahmad dengan lafadz menurut riwayat
Ahmad. Hadits shahih menuru Ibnu Hibban dan Tirmidzi.
Hadits ke-266
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Sesungguhnya imam itu dijadikan untuk diikuti. Maka apabila ia telah bertakbir,
bertakbirlah kalian dan jangan bertakbir sebelum ia bertakbir. Apabila ia telah
ruku', maka ruku'lah kalian dan jangan ruku' sebelum ia ruku'. Apabila ia
mengucapkan (sami'allaahu liman hamidah) maka ucapkanlah (allaahumma rabbanaa
lakal hamdu). Apabila ia telah sujud, sujudlah kalian dan jangan sujud sebelum
ia sujud. Apabila ia sholat berdiri maka sholatlah kalian dengan berdiri dan
apabila ia sholat dengan duduk maka sholatlah kalian semua dengan duduk."
Riwayat Abu Dawud. Lafadznya berasal dari Shahih Bukhari-Muslim.
Hadits ke-267
Dari Abu Said Al-Khudry
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam melihat para sahabatnya mundur ke belakang. Maka beliau bersabda:
"Majulah kalian dan ikutilah aku, dan hendaknya orang-orang di belakangmu
mengikuti kalian." Riwayat Muslim.
Hadits ke-268
Zaid Ibnu Tsabit Radliyallaahu
'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah
membuat bilik dari tikar, lalu beliau sholat di dalamnya. Orang-orang
mengetahuinya dan mereka datang untuk sholat bersama beliau. Hadits, dan di
dalamnya disebutkan: "Sebagik-baik sholat seseorang itu di rumahnya kecuali
sholat fardlu." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-269
Dari Jabir Ibnu Abdullah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Muadz pernah sholat Isya' bersama para
shahabatnya dan ia memperlama sholat tersebut. Maka bersabdalah Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam: "Apakah engkau mau wahai Muadz menjadi
seorang pemfitnah? Jika engkau mengimami orang-orang maka bacalah (washamsyi
wadluhaaha), (sabbihisma rabbikal a'laa), (Iqra' bismi rabbika), dam (wallaili
idzaa yaghsyaa)." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Muslim.
Hadits ke-270
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
tentang kisah sholat berjama'ah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
ketika beliau sakit. 'Aisyah berkata: Beliau datang dan duduk di sebelah kiri
Abu Bakar. Beliau mengimami jama'ah dengan duduk sedang Abu Bakar berdiri. Abu
Bakar mengikuti sholat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan
orang-orang mengikuti sholat Abu Bakar. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-271
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila
seorang di antara kamu mengimami orang-orang maka hendaknya ia memperpendek
sholatnya, karena sesungguhnya di antara mereka ada yang kecil, besar, lemah,
dan yang mempunyai keperluan. Bila is sholat sendiri, maka ia boleh sholat
sekehendaknya." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-272
Amar Ibnu Salamah berkata: Ayahku
berkata: Aku sampaikan sesuatu yang benar-benar dari Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam Beliau bersabda: "Bila waktu sholat telah datang, maka
hendaknya seorang di antara kamu beradzan dan hendaknya orang yang paling banyak
menghapal Qur'an di antara kamu menjadi imam." Amar berkata: Lalu mereka
mencari-cari dan tidak ada seorang pun yang lebih banyak menghapal Qur'an
melebihi diriku, maka mereka memajukan aku (untuk menjadi imam) padahal aku baru
berumur enam atau tujuh tahun. Diriwayatkan oleh Bukhari, Abu Dawud dan Nasa'i.
Hadits ke-273
Dari Ibnu Mas'ud Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Yang
mengimami kaum adalah orang yang paling pandai membaca al-Qur'an di antara
mereka. Jika dalam bacaan mereka sama, maka yang paling banyak mengetahui
tentang Sunnah di antara mereka. Jika dalam Sunnah mereka sama, maka yang paling
dahulu berhijrah di antara mereka. Jika dalam hijrah mereka sama, maka yang
paling dahulu masuk Islam di antara mereka." Dalam suatu riwayat: "Yang paling
tua." "Dan Janganlah seseorang mengimami orang lain di tempat kekuasaannya dan
janganlah ia duduk di rumahnya di tempat kehormatannya kecuali dengan
seidzinnya." Riwayat Muslim.
Hadits ke-274
Menurut riwayat Ibnu Majah dari hadits
Jabir r.a: "Janganlah sekali-kali seorang perempuan mengimami orang laki-laki,
orang Badui mengimami orang yang berhijrah, dan orang yang maksiat mengimami
orang mu'min." Sanadnya lemah.
Hadits ke-275
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu
bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tertibkanlah barisan
(shof)-mu, rapatkanlah jaraknya, dan luruskanlah dengan leher." Hadits riwayat
Abu Dawud dan Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.
Hadits ke-276
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Sebaik-baik shof laki-laki adalah yang pertama dan sejelek-jeleknya ialah yang
terakhir. Dan sebaik-baik shof perempuan adalah yang terakhir dan
sejelek-jeleknya ialah yang pertama." Diriwayatkan oleh Muslim.
Hadits ke-277
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu
berkata: Aku pernah sholat bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam pada suatu malam. Aku berdiri di samping kirinya. Lalu beliau
memegang kepalaku dari belakang dan memindahkanku ke sebelah kanannya.
Hadits ke-278
Anas Radliyallaahu 'anhu
berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sholat, lalu aku dan
seorang anak yatim berdiri di belakangnya sedang Ummu Salamah berdiri di
belakang kami. Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Bukhari.
Hadits ke-279
Dari Abu Bakrah Radliyallaahu
'anhu bahwa dia datang kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
ketika beliau ruku'. Lalu ia ruku' sebelum mencapai shof. Maka Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda padanya: "Semoga Allah menambah
keutamaanmu dan jangan mengulanginya." Riwayat Bukhari. Abu Dawud menambahkan
dalam hadits itu: Ia ruku' di belakang shaf kemudian berjalan menuju shof.
Hadits ke-280
Dari Wabishoh Ibnu Ma'bad
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam pernah melihat seseorang sholat di belakang shaf sendirian. Maka
beliau menyuruhnya agar mengulangi sholatnya. Riwayat Ahmad, Abu Dawud dan
Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban
Hadits ke-281
Menurut riwayatnya dari Tholq Ibnu Ali
r.a: "Tidak sempurna sholat seseorang yang sendirian di belakang shaf." Thabrani
menambahkan dalam hadits Wabishoh: "Mengapa engkau tidak masuk dalam shaf mereka
atau engkau tarik seseorang?"
Hadits ke-282
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila
engkau telah mendengar qomat, maka berjalanlah menuju sholat dengan tenang dan
sabar, dan jangan terburu-buru. Apa yang engkau dapatkan (bersama imam) kerjakan
dan apa yang tertinggal darimu sempurnakan." Muttafaq Alaihi dan lafadznya
menurut riwayat Bukhari.
Hadits ke-283
Dari Ubay Ibnu Ka'ab Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Sholat seorang bersama seorang lebih baik daripada sholatnya sendirian, sholat
seorang bersama dua orang lebih baik daripada sholatnya bersama seorang, dan
jika lebih banyak lebih disukai oleh Allah 'Azza wa Jalla." Riwayat Abu Dawud
dan Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.
Hadits ke-284
Dari Ummu Waraqah Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menyuruhnya untuk
mengimami anggota keluarganya. Riwayat Abu Dawud. Hadits shahih menurut Ibnu
Khuzaimah. (287 Dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam meminta Ibnu Ummu Maktum untuk menggantikan beliau
mengimami orang-orang, padahal ia seorang buta. Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu
Dawud.
Hadits ke-285
Hadits serupa juga terdapat dalam
riwayat Ibnu Hibban dari 'Aisyah r.a.
Hadits ke-286
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Sholatkanlah orang yang telah mengucapkan laa ilaaha illallah dan sholatlah di
belakang orang yang telah mengucapkan laa ilaaha illallaah." Riwayat Daruquthni
dengan sanad lemah.
Hadits ke-287
Dari Ali Ibnu Abu Tholib
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Apabila seorang di antara kamu datang untuk melakukan
sholat sedang imam berada dalam suatu keadaan, maka hendaklah ia mengerjakan
sebagaimana yang tengah dikerjakan oleh imam." Riwayat Tirmidzi dengan sanad
yang lemah.
Hadits ke-288
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Sholat itu awalnya diwajibkan dua rakaat, lalu ia ditetapkan sebagai
sholat dalam perjalanan, dan sholat di tempat disempurnakan (ditambah). Muttafaq
Alaihi.
Hadits ke-289
Menurut riwayat Bukhari: Kemudian
beliau hijrah, lalu diwajibkan sholat empat rakaat, dan sholat dalam perjalanan
ditetapkan seperti semula.
Hadits ke-290
Ahmad menambahkan: Kecuali Maghrib
karena ia pengganjil sholat siang dan Shubuh karena bacaannya
dipanjangkan.
Hadits ke-291
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam adakalanya mengqashar sholat
dalam perjalanan dan adakalanya tidak, kadangkala puasa dan kadangkala tidak.
Riwayat Daruquthni. Para perawinya dapat dipercaya, hanya saja hadits ini
ma'lul. Adapun yang mahfudh dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu adalah dari
perbuatannya, dan dia berkata: Sesungguhnya hal itu tidak berat bagiku.
Hadits ke-292
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Sesungguhnya Allah suka bila rukhshoh (keringanan)-Nya dilaksanakan sebagaimana
Dia benci bila maksiatnya dilaksanakan." Riwayat Ahmad. Hadits shahih menurut
Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban. Dalam suatu riwayat: "Sebagaimana Dia suka bila
perintah-perintah-Nya yang keras dilakukan."
Hadits ke-293
Anas Radliyallaahu 'anhu
berkata: Adalah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila keluar
bepergian sejauh tiga mil atau farsakh, beliau sholat dua rakaat. Riwayat
Muslim.
Hadits ke-294
Anas Radliyallaahu 'anhu
berkata: Pernah kami keluar bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam dari Madinah ke Mekkah. Beliau selalu sholat dua rakaat-dua rakaat
sampai kami kembali ke Madinah. Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Bukhari.
Hadits ke-295
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu
berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menetap selama 19 hari,
beliau mengqashar sholat. Dalam lafadz hadits lain: Di Mekkah selama 19 hari.
Riwayat Bukhari. Dan dalam suatu riwayat menurut Abu Dawud: Tujuh belas hari.
Dalam riwayat lain: Lima belas hari.
Hadits ke-296
Menurut riwayat Bukhari dari Imran Ibnu
Hushoin Radliyallaahu 'anhu : Delapan belas hari.
Hadits ke-297
Menurut riwayatnya pula dari Jabir
Radliyallaahu 'anhu : Beliau menetap di Tabuk 20 hari mengqashar sholat.
Para perawinya dapat di percaya tetapi diperselisihkan maushul-nya.
Hadits ke-298
Anas Radliyallaahu 'anhu
berkata: Biasanya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila
berangkat dalam bepergian sebelum matahari tergelincir, beliau mengakhirkan
sholat Dhuhur hingga waktu Ashar. Kemudian beliau turun dan menjamak kedua
sholat itu. Bila matahari telah tergelincir sebelum beliau pergi, beliau sholat
Dhuhur dahulu kemudian naik kendaraan. Muttafaq Alaihi. Dalam suatu hadits
riwayat Hakim dalam kitab al-Arba'in dengan sanad shahih: Beliau sholat Dhuhur
dan Ashar kemudian naik kendaraan. Dalam riwayat Abu Nu'aim dalam kitab
Mustakhroj Muslim: Bila beliau dalam perjalanan dan matahari telah tergelincir,
beliau sholat Dhuhur dan Ashar dengan jamak, kemudian berangkat.
Hadits ke-299
Muadz Radliyallaahu 'anhu
berkata: Kami pernah pergi bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam dalam perang Tabuk. Beliau Sholat Dhuhur dan Ashar dengan jamak serta
Maghrib dan Isya' dengan jamak. Riwayat Muslim.
Hadits ke-300
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Jangan mengqashar sholat kurang dari empat burd, yakni dari Mekkah ke Usfan."
Diriwayatkan oleh Daruquthni dengan sanad lemah. Menurut pendapat yang benar
hadits ini mauquf sebagaimana yang dikeluarkan oleh Ibnu Khuzaimah.
Hadits ke-301
Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sebaik-baik
umatku adalah mereka yang bila berbuat kesalahan memohon ampunan dan bila
bepergian mengqashar sholat dan membatalkan puasa." Dikeluarkan oleh Thabrani
dalam Ausath dengan sanad yang lemah. Hadits tersebut juga terdapat dalam Mursal
Said Ibnu al-Musayyab dengan ringkas.
Hadits ke-302
Imam Ibnu Hushoin Radliyallaahu
'anhu berkata: Aku mempunyai penyakit bawasir, bila aku menanyakan kepada
Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tentang cara sholat. Beliau bersabda:
"Sholatlah dengan berdiri, jika tidak mampu maka dengan duduk, dan jika tidak
mampu maka dengan berbaring." Riwayat Bukhari.
Hadits ke-303
Jabir r.a: Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam pernah menjenguk orang sakit. Beliau melihat orang itu sedang
sholat di atas bantal, lalu beliau membuangnya. Beliau bersabda: "Sholatlah di
atas tanah bila engkau mampu, jika tidak maka pakailah isyarat, dan jadikan
(isyarat) sujudmu lebih rendah daripada (isyarat) ruku'mu." Riwayat Baihaqi dan
Abu Hatim membenarkan bahwa hadits ini mauquf.
Hadits ke-304
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Aku melihat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sholat dengan
bersila. Riwayat Nasa'i. Menurut Al-Hakim hadits tersebut shahih.
Hadits ke-305
Abdullah Ibnu Umar dan Abu Hurairah
Radliyallaahu 'anhu berkata bahwa mereka berdua mendengar Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda di atas kayu mimbarnya:
"Hendaknya orang-orang itu benar-benar berhenti meninggalkan sholat Jum'at, atau
Allah akan menutup hati mereka, kemudian mereka benar-benar termasuk orang-orang
yang lupa." Diriwayatkan oleh Muslim.
Hadits ke-306
Salamah Ibnu Al-Akwa' Radliyallaahu
'anhu berkata: Kami sholat bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam hari Jum'at, kemudian kami bubar pada saat tembok-tembok tidak ada
bayangan untuk berteduh. Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Bukhari. Dalam
lafadz menurut riwayat Muslim: Kami sholat Jum'at bersama beliau ketika matahari
tergelincir kemudian kami pulang sambil mencari-cari tempat berteduh.
Hadits ke-307
Sahal Ibnu Sa'ad Radliyallaahu
'anhu berkata: Kami tidak pernah tidur siang dan makan siang kecuali setelah
(sholat) Jum'at. Muttafaq Alaihi dengan lafadz menurut riwayat Muslim. Dalam
riwayat lain disebutkan: Pada jaman Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam
Hadits ke-308
Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu
bahwa ketika Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sedang khutbah berdiri,
datanglah kafilah dagang dari negeri Syam. Lalu orang-orang menyongsongnya
sehingga (dalam masjid) hanya tinggal dua belas orang. Diriwayatkan oleh Muslim.
Hadits ke-309
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Barangsiapa mendapatkan satu rakaat dari sholat Jum'at atau sholat lainnya,
maka hendaklah ia menambah rakaat lainnya yang kurang, dan dengan itu
sempurnalah sholatnya." Riwayat Nasa'i, Ibnu Majah dan Daruquthni. Lafadz hadits
menurut riwayat Daruquthni. Sanadnya shahih tetapi Abu Hatim menguatkan
ke-mursal-an hadits ini.
Hadits ke-310
Dari Jabir Ibnu Samurah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
berkhutbah dengan berdiri, lalu duduk, kemudian bangun dan berkhotbah dengan
berdiri lagi. Maka barangsiapa memberi tahu engkau bahwa beliau berkhutbah
dengan duduk, maka ia telah bohong. Dikeluarkan oleh Muslim.
Hadits ke-311
Jabir Ibnu Abdullah Radliyallaahu
'anhu berkata: Adalah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila
berkhotbah memerah kedua matanya, meninggi suaranya, dan mengeras amarahnya
seakan-akan beliau seorang komandan tentara yang berkata: Musuh akan menyerangmu
pagi-pagi dan petang. Beliau bersabda: "Amma ba'du, sesungguhnya sebaik-baik
perkataan ialah Kitabullah (al-Qur'an), sebaik-baiknya petunjuk ialah petunjuk
Muhammad, sejelek-jelek perkara ialah yang diada-adakan (bid'ah), dan setiap
bid'ah itu sesat." Diriwayatkan oleh Muslim. Dalam suatu riwayatnya yang lain:
Khutbah Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pada hari Jum'at ialah:
Beliau memuji Allah dan mengagungkan-Nya, kemudian beliau mengucapkan seperti
khutbah di atas dan suaru beliau keras. Dalam suatu riwayatnya yang lain.
"Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tiada orang yang dapat
menyesatkannya dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, maka tiada orang yang
dapat memberikan hidayah padanya." Menurut riwayat Nasa'i: "Dan setiap kesesatan
itu tempatnya di neraka."
Hadits ke-312
Ammar Ibnu Yasir Radliyallaahu
'anhu berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Sesungguhnya lamanya sholat seseorang dan pendek
khutbahnya adalah pertanda akan pemahamannya (yang mendalam)." Riwayat Muslim.
Hadits ke-313
Ummu Hisyam Binti Haritsah Ibnu
Al-Nu'man Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku tidak menghapal (Qof.
Walqur'anil Majiid kecuali dari lidah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam yang beliau baca setiap Jum'at di atas mimbar ketika berkhutbah di
hadapan orang-orang. Riwayat Muslim.
Hadits ke-314
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Barangsiapa berbicara pada sholat Jum'at ketika imam sedang berkhutbah, maka ia
seperti keledai yang memikul kitab-kitab. Dan orang yang berkata: Diamlah, tidak
ada Jum'at baginya." Diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanad tidak apa-apa, sebab
ia menafsirkan hadits Abu Hurairah yang marfu' dalam shahih Bukhari-Muslim.
Hadits ke-315
"Jika engkau berkata pada temanmu
"diamlah" pada sholat Jum'at sedang imam sedang berkhutbah, maka engkau telah
sia-sia."
Hadits ke-316
Jabir Radliyallaahu 'anhu
berkata: Ada seorang laki-laki masuk pada waktu sholat Jum'at di saat Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sedang berkhutbah. Maka bertanyalahg
beliau: "Engkau sudah sholat?" Ia menjawab: Belum. Beliau bersabda: "Berdirilah
dan sholatlah dua rakaat." Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-317
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pada sholat Jum'at
biasanya membaca surat al-Jumu'ah dan al-Munafiqun. Diriwayatkan oleh Muslim.
Hadits ke-318
Dalam riwayatnya pula (Muslim) bahwa
Nu'man Ibnu Basyir Radliyallaahu 'anhu berkata: Biasanya beliau pada
sholat dua 'Id dan Jum'at membaca (Sabbihisma rabbikal a'laa) dan (Hal ataaka
haditsul ghoosyiyah).
Hadits ke-319
Zaid Ibnu Arqom Radliyallaahu
'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sholat 'Id,
kemudian beliau memberi keringanan untuk sholat Jum'at, lalu bersabda:
"Barangsiapa hendak sholat, sholatlah." Riwayat Imam Lima kecuali Tirmidzi.
Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah.
Hadits ke-320
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Apabila seorang di antara kamu sholat Jum'at, hendaknya ia sholat setelah itu
empat rakaat." Riwayat Muslim
Hadits ke-321
Dari Saib Ibnu Yazid Radliyallaahu
'anhu bahwa Muawiyah Radliyallaahu 'anhu pernah berkata kepadanya:
Jika engkau telah sholat Jum'at maka janganlah engkau menyambungnya dengan
sholat lain hingga engkau berbicara atau keluar, karena Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan kami demikian, yakni:
Janganlah kita menyambung suatu sholat dengan sholat lain sehingga kita
berbicara atau keluar. Riwayat Muslim.
Hadits ke-322
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Barangsiapa mandi kemudian mendatangi sholat Jum'at, lalu sholat semampunya,
kemudian diam sampai sang imam selesai dari khutbahnya, kemudian sholat bersama
imam, maka diampuni dosa-dosanya antara Jum'at itu dan Jum'at berikutnya serta
tiga hari setelahnya." Riwayat Muslim.
Hadits ke-323
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam setelah
menyebut hari Jum'at beliau bersabda: "Pada hari itu ada suatu saat jika
bertepatan seorang hamba muslim berdiri untuk sholat memohon kepada Allah, maka
niscaya Allah akan memberikannya sesuatu." Kemudian beliau memberi isyarat
dengan tangannya bahwa saat itu sebentar. Muttafaq Alaihi. Dalam suatu riwayat
Muslim: "Ia adalah saat yang pendek."
Hadits ke-324
Abu Burdah dari ayahnya
Radliyallaahu 'anhu berkata: "Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Saat (waktu) itu ialah antara duduknya imam
hingga dilaksanakannya sholat." Riwayat Muslim. Daruquthni menguatkan bahwa
hadits tersebut dari perkataan Abu Burdah sendiri.
Hadits ke-325
Dari hadits Abdullah Ibnu Salam menurut
riwayat Ibnu Majah -- dan dari Jabir menurut riwayat Abu Dawud dan Nasa'i:
"Bahwa saat tersebut adalah antara sholat Ashar hingga terbenamnya matahari."
Hadits ini dipertentangkan lebih dari empat puluh pendapat yang telah saya (Ibnu
Hajar) rangkum dalam Syarah Bukhari.
Hadits ke-326
Jabir Radliyallaahu 'anhu
berkata: Sunnah telah berlaku bahwa pada setiap empat puluh orang ke atas wajib
mendirikan sholat Jum'at. Riwayat Daruquthni dengan sanad lemah.
Hadits ke-327
Dari Samurah Ibnu Jundab, bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memohon ampunan untuk orang-orang yang
beriman baik laki-laki maupun perempuan pada setiap Jum'at. Diriwayatkan oleh
al-Bazzar dengan sanad lemah.
Hadits ke-328
Dari Jabir Ibnu Samurah bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pada saat khutbah membaca ayat-ayat Qur'an
untuk memberi peringatan kepada orang-orang. Riwayat Abu Dawud dan asalnya dalam
riwayat Muslim.
Hadits ke-329
Dari Thariq Ibnu Syihab bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholat Jum'at itu
hak yang wajib bagi setiap Muslim dengan berjama'ah kecuali empat orang, yaitu:
budak, wanita, anak kecil, dan orang yang sakit." Riwayat Abu Dawud. Dia
berkata: Thoriq tidak mendengarnya dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam Dikeluarkan oleh Hakim dari riwayat Thariq dari Abu Musa.
Hadits ke-330
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Seorang yang bepergian itu tidak wajib sholat Jum'at." Riwayat Thabrani dengan
sanad lemah.
Hadits ke-331
Abdullah Ibnu Mas'ud Radliyallaahu
'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam apabila
telah duduk di atas Mimbar, maka beliau berhadapan dengan muka kami. Riwayat
Tirmidzi dengan sanad lemah.
Hadits ke-332
Menurut Ibnu Khuzaimah hadits tersebut
mempunyai saksi dari hadits Bara'.
Hadits ke-333
Hakam Ibnu Hazn Radliyallaahu
'anhu berkata: Kami mengalami sholat Jum'at bersama Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam, beliau berdiri dengan memegang tongkat atau busur panah."
Riwayat Abu Dawud.
Hadits ke-334
Dari Sholeh Ibnu Khuwwat
Radliyallaahu 'anhu dari seseorang yang pernah sholat Khouf (sholat dalam
keadaan takut atau perang) bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
pada hari perang Dzatir Riqo': Bahwa sekelompok sahabat Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam berbaris bersama beliau dan sekelompok lain menghadapi
musuh. Lalu beliau sholat bersama mereka (kelompok yang berbaris) satu rakaat,
kemudian beliau tetap berdiri dan mereka menyelesaikan sholatnya masing-masing.
Lalu mereka bubar dan berbaris menghadapi musuh. Datanglah kelompok lain dan
beliau sholat satu rakaat yang tersisa, kemudian beliau tetap duduk dan mereka
meneruskan sendiri-sendiri, lalu beliau salam bersama mereka. Muttafaq Alaihi
dan lafadznya menurut riwayat Muslim. Hadits ini juga terdapat dalam kitab
al-Ma'rifah karangan Ibnu Mandah, dari sholeh Ibnu Khuwwat dari ayahnya.
Hadits ke-335
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu
berkata: Aku berperang bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
di jalan menuju Najed. Kami menghadapi musuh dan berbaris menghadapi mereka.
Maka berdirilah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan sholat
bersama kami, sekelompok berdiri bersama beliau dan sekelompok lain menghadapi
musuh. Beliau sholat satu rakaat dengan kelompok yang bersama beliau dan sujud
dua kali, kemudian mereka berpaling menuju tempat kelompok yang belum sholat.
Lalu mereka datang dan beliau sholat satu rakaat dan sujud dua kali. Muttafaq
Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Bukhari.
Hadits ke-336
Jabir Radliyallaahu 'anhu
berkata: Aku pernah sholat Khouf bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam Kami berbaris dua barisan, satu barisan di belakang Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, sedang musuh berada di antara kami dan
kiblat. Ketika Nabi takbir kami semua ikut takbir, kemudian beliau ruku' dan
kami semua ikut ruku', ketika beliau mengangkat kepala (i'tidal) dari ruku' kami
semua mengangkat kepala, kemudian beliau sujud bersama barisan yang ada di
belakangnya, sedang barisan lain tetap berdiri menghadapi musuh. Ketika beliau
selesai sujud berdirilah barisan yang ada di belakangnya. Jabir menyebut hadits
tersebut. Dalam suatu riwayat lain: Kemudian beliau sujud dan sujud pula barisan
pertama, ketika mereka berdiri sujudlah barisan kedua. Kemudian perawi
menyebutkan hadits yang serupa dengan hadits tadi, dan di akhir hadits
disebutkan: Kemudian Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam salam dan kami
semua ikut salam. Diriwayatkan oleh Muslim.
Hadits ke-337
Menurut riwayat Abu Dawud dari Abu
Ayyasy al-Zuraqiy ditambahkan: Kejadian itu di Usfan.
Hadits ke-338
Menurut riwayat Nasa'i dari jalan lain,
dari Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam sholat dengan sekelompok sahabatnya dua rakaat, lalu beliau salam,
kemudian sholat dengan kelompok lain dua rakaat, lalu salam.
Hadits ke-339
Hadits serupa diriwayatkan oleh Abu
Dawud dari Abu Bakrah.
Hadits ke-340
Dari Hudzaifah Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sholat khouf dengan
mereka satu rakaat dan dengan mereka yang lain satu rakaat, dan mereka tidak
mengqadla. Riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu
Hibban.
Hadits ke-341
Hadits serupa diriwayatkan oleh Ibnu
Khuzaimah dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu
Hadits ke-342
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Sholat khouf itu satu rakaat dalam keadaan bagaimanapun." Riwayat Al-Bazzar
dengan sanad yang lemah.
Hadits ke-343
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu
'anhu dalam hadits yang marfu': Dalam sholat khouf tidak ada sujud sahwi.
Dikeluarkan oleh Daruquthni dengan sanad yang lemah.
Hadits ke-344
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Hari Raya
Fithri adalah hari orang-orang berbuka dan hari raya Adlha adalah hari
orang-orang berkurban." Riwayat Tirmidzi.
Hadits ke-345
Dari Abu Umairah Ibnu Anas Ibnu Malik
Radliyallaahu 'anhu dari paman-pamannya di kalangan shahabat bahwa suatu
kafilah telah datang, lalu mereka bersaksi bahwa kemarin mereka telah melihat
hilal (bulan sabit tanggal satu), maka Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam memerintahkan mereka agar berbuka dan esoknya menuju tempat sholat
mereka. Riwayat Ahmad dan Abu Dawud. Lafadznya menurut Abu Dawud dan sanadnya
shahih.
Hadits ke-346
Anas Radliyallaahu 'anhu
berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak berangkat
(menuju tempat sholat) pada hari raya Fithri, sehingga beliau memakan beberapa
buah kurma. Dikeluarkan oleh Bukhari. Dan dalam riwayat mu'allaq (Bukhari) yang
bersambung sanadnya menurut Ahmad: Beliau memakannya satu persatu.
Hadits ke-347
Dari Ibnu Buraidah dari ayahnya
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam tidak keluar pada hari raya Fithri sebelum makan dan tidak makan pada
hari raya Adlha sebelum sholat. Riwayat Ahmad dan Tirmidzi. Hadits shahih
menurut Ibnu Hibban.
Hadits ke-348
Ummu Athiyyah Radliyallaahu
'anhu berkata: Kami diperintahkan mengajak keluar gadis-gadis dan
wanita-wanita haid pada kedua hari raya untuk menyaksikan kebaikan dan dakwah
kaum muslimin, wanita-wanita yang haid itu terpisah dari tempat sholat. Muttafaq
Alaihi.
Hadits ke-349
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu
berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, Abu Bakar, dan Umar
selalu sholat dua hari raya Fithri dan Adlha sebelum khutbah. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-350
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sholat pada hari raya
dua rakaat, beliau tidak melakukan sholat sebelum dan setelahnya. Dikeluarkan
oleh Imam Tujuh.
Hadits ke-351
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sholat hari raya
tanpa adzan dan qomat. Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan asalnya dalam riwayat
Bukhari.
Hadits ke-352
Dari Abu Said Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak melakukan
sholat apapun sebelum sholat hari raya, bila beliau kembali ke rumahnya beliau
sholat dua rakaat. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan sanad hasan.
Hadits ke-353
Dari Abu Said Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam keluar pada
hari raya Fithri dan Adlha ke tempat sholat, sesuatu yang beliau dahulukan
adalah sholat, kemudian beliau berpaling dan berdiri menghadap orang-orang,
orang-orang masih tetap pada shafnya, lalu beliau memberikan nasehat dan
perintah kepada mereka. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-354
Dari Amar Ibnu Syuaib dari ayahnya dari
kakeknya Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Takbir dalam sholat hari raya Fithri adalah tujuh kali
pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua, dan bacalah al-fatihah dan
surat adalah setelah kedua-duanya." Dikeluarkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi
mengutipnya dari shahih Bukhari.
Hadits ke-355
Dari Abu waqid al-Laitsi
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
dalam sholat hari raya Fithri dan Adlha biasanya membaca surat Qof dan
Iqtarabat. Dikeluarkan oleh Muslim.
Hadits ke-356
Jabir Radliyallaahu 'anhu
berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pada hari raya
biasanya mengambil jalan yang berlainan. Dikeluarkan oleh Bukhari.
Hadits ke-357
Abu Dawud juga meriwayatkan hadits
serupa dari Ibnu Umar.
Hadits ke-358
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tiba di Madinah dan
mereka (penduduk Madinah) mempunyai dua hari untuk bermain-main. Maka beliau
bersabda: "Allah telah menggantikan dua hari tersebut dengan dua hari yang lebih
baik, yaitu hari raya Adlha dan Fithri." Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Nasa'i
dengan sanad yang shahih.
Hadits ke-359
Ali Radliyallaahu 'anhu berkata:
Termasuk sunnah Rasul adalah keluar menuju sholat hari raya dengan berjalan
kaki. Hadits hasan riwayat Tirmidzi.
Hadits ke-360
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa mereka mengalami hujan pada hari raya, maka Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam sholat hari raya bersama mereka di masjid. Riwayat Abu
Dawud dengan sanad lemah.
Hadits ke-361
Al-Mughirah Ibnu Syu'bah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Pada zaman Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam pernah terjadi gerhana matahari yaitu pada hari wafatnya
Ibrahim. Lalu orang-orang berseru: Terjadi gerhana matahari karena wafatnya
Ibrahim. Maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda
kekuasaan Allah. Keduanya tidak terjadi gerhana karena kematian dan kehidupan
seseorang. Jika kalian melihat keduanya berdo'alah kepada Allah dan sholatlah
sampai kembali seperti semula." Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Bukhari
disebutkan: "Sampai terang kembali."
Hadits ke-362
Menurut riwayat Bukhari dari hadits Abu
Bakrah Radliyallaahu 'anhu : "Maka sholatlah dan berdoalah sampai
kejadian itu selesai atasmu."
Hadits ke-363
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengeraskan bacaannya dalam
sholat gerhana, beliau sholat empat kali ruku' dalam dua rakaat dan empat kali
sujud. Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Muslim. Dalam riwayat Muslim yang
lain: Lalu beliau menyuruh seorang penyeru untuk menyerukan: Datanglah untuk
sholat berjama'ah.
Hadits ke-364
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu
berkata: Terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam, maka beliau sholat, beliau berdiri lama sekitar lamanya bacaan
surat al-Baqarah, kemudian ruku' lama, lalu bangun dan berdiri lama namun lebih
pendek dibandingkan berdiri yang pertama, kemudian ruku' lama namun lebih pendek
dibanding ruku' yang pertama, lalu sujud, kemudian berdiri lama namun lebih
pendek dibanding berdiri yang pertama, lalu ruku' lama namun lebih pendek
dibandingkan ruku' yang pertama, kemudian bangun dan berdiri lama namun lebih
pendek dibanding berdiri yang pertama, lalu ruku' lama namun lebih pendek
dibanding ruku' yang pertama, kemudian beliau mengangkat kepala lalu sujud,
kemudian selesailah dan matahari telah terang, lalu beliau berkhutbah di hadapan
orang-orang. Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Bukhari. Dalam suatu riwayat
Muslim: Beliau sholat ketika terjadi gerhana matahari delapan ruku' dalam empat
sujud.
Hadits ke-365
Dari Ali Radliyallaahu 'anhu
juga ada hadits semisalnya.
Hadits ke-366
Dalam riwayat Bukhari dari Jabir:
Beliau sholat enam ruku' dengan empat sujud.
Hadits ke-367
Menurut riwayat Abu Dawud dari Ubay
Ibnu Ka'ab Radliyallaahu 'anhu : Beliau sholat lalu ruku' lima kali dan
sujud dua kali, dan melakukan pada rakaat kedua seperti itu.
Hadits ke-368
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu
berkata: Tidak berhembus angin sedikitpun kecuali Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam berlutut di atas kedua lututnya, seraya berdoa: "Ya Allah jadikan
ia rahmat dan jangan jadikan ia siksa." Riwayat Syafi'i dan Thabrani. Dari dia
Radliyallaahu 'anhu : Bahwa beliau sholat dengan enam ruku' dan empat
sujud ketika terjadi gempa bumi, dan beliau bersabda: "Beginilah cara sholat
(jika terlihat) tanda kekuasaan Allah." Diriwayatkan oleh Baihaqi. Syafi'i juga
menyebut hadits seperti itu dari Ali Ibnu Abu Thalib namun tanpa kalimat
akhirnya.
Hadits ke-369
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu
berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam keluar dengan rendah diri,
berpakaian sederhana, khusyu', tenang, berdoa kepada Allah, lalu beliau sholat
dua rakaat seperti pada sholat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti pada
sholat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti khutbahmu ini. Riwayat Imam
Lima dan dinilai shahih oleh Tirmidzi, Abu Awanah, dan Ibnu Hibban.
Hadits ke-370
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
: Bahwa orang-orang mengadu kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam tentang tidak turunnya hujan. Beliau menyuruh mengambil mimbar dan
meletakkannya di tempat sholat, lalu beliau menetapkan hari dimana orang-orang
harus keluar. Beliau keluar ketika mulai tampak sinar matahari. Beliau duduk di
atas mimbar, bertakbir dan memuji Allah, kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya
kalian telah mengadukan kekeringan negerimu padahal Allah telah memerintahkan
kalian agar berdoa kepada-Nya dan Dia berjanji akan mengabulkan doamu. Lalu
beliau berdoa, segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam, yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, yang merajai hari pembalasan, tidak ada Tuhan selain Allah
yang melakukan apa yang Ia kehendaki, ya Allah Engkaulah Allah tidak ada Tuhan
selain Engkau, Engkau Mahakaya dan kami orang-orang fakir, turunkanlah pada kami
hujan, dan jadikan apa yang Engkau turunkan sebagai kekuatan dan bekal hingga
suatu batas yang lama." Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya terus menerus
hingga tampak warna putih kedua ketiaknya, lalu beliau masih membelakangi
orang-orang dan membalikkan selendangnya dan beliau masih mengangkat kedua
tangannya. Kemudian beliau menghadap orang-orang dan turun, lalu sholat dua
rakaat. Lalu Allah mengumpulkan awan, kemudian terjadi guntur dan kilat, lalu
turun hujan. Riwayat Abu Dawud. Dia berkata: Hadits ini gharib dan sanadnya
baik.
Hadits ke-371
Mengenai kisah membalikkan selendang
dalam shahih Bukhari dari hadits Abdullah Ibnu Zaid di dalamnya disebutkan: Lalu
beliau menghadap kiblat dan berdoa, kemudian sholat dua rakaat dengan bacaan
yang keras.
Hadits ke-372
Menurut riwayat Daruquthni dari hadits
mursal Abu Ja'far al-Baqir: Beliau membalikkan selendang itu agar musim kemarau
berganti (dengan musim hujan).
Hadits ke-373
Dari Anas bahwa ada seorang laki-laki
masuk ke masjid pada hari Jum'at di saat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam berdiri memberikan khutbah, lalu orang itu berkata: Ya Rasulullah,
harta benda telah binasa, jalan-jalan putus, maka berdoalah kepada Allah agar
Dia memberikan kita hujan. Lalu beliau mengangkat kedua tangannya dan berdoa:
"Ya Allah turunkanlah hujan pada kami, ya Allah turunkanlah hujan kepada kami."
Lalu dia meneruskan hadits itu dan didalamnya ada doa agar Allah menahan awan
itu. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-374
Dari Anas bahwa Umar Radliyallaahu
'anhu bila orang-orang ditimpa kemarau ia memohon hujan dengan tawasul
(perantaraan Abbas Ibnu Abdul Mutholib. Ia berdoa: Ya Allah, sesungguhnya kami
dahulu memohon hujan kepada-Mu dengan perantaraan Nabi kami, lalu Engkau beri
kami hujan, dan sekarang kami bertawasul kepada-Mu dengan paman Nabi kami, maka
berilah kami hujan. Lalu diturunkan hujan kepada mereka. Riwayat Bukhari.
Hadits ke-375
Dari dia Radliyallaahu 'anhu
bahwa dia berkata: Kami bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
pernah kehujanan, lalu beliau membuka bajunya sehingga badan beliau terkena
hujan. Beliau bersabda: "Sesungguhnya hujan ini baru datang dari Tuhannya."
Riwayat Muslim.
Hadits ke-376
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila melihat hujan, beliau
berdoa: "Ya Allah curahkanlah hujan yang bermanfaat." Dikeluarkan oleh
Bukhari-Muslim.
Hadits ke-377
Dari Sa'ad Radliyallaahu 'anhu
bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berdoa sewaktu memohon hujan:
"Ya Allah ratakanlah bagi kami awan yang tebal, berhalilintar, yang deras,
berkilat, yang menghujani kami dengan rintik-rintik, butir-butir kecil yang
banyak siramannya, wahai Dzat yang Maha Agung dan Mulia." Riwayat Abu Awanah
dalam kitab shahihnya.
Hadits ke-378
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Nabi
Sulaiman pernah keluar untuk memohon hujan, lalu beliau melihat seekor semut
terlentang di atas punggungnya dengan kaki-kakinya terangkat ke langit seraya
berkata: "Ya Allah kami adalah salah satu makhluk-Mu yang bukan tidak
membutuhkan siraman airmu. Maka Nabi Sulaiman berkata: Pulanglah, kamu
benar-benar akan diturunkan hujan karena doa makhluk selain kamu."
Hadits ke-379
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu
bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memohon hujan, lalu beliau
memberi isyarat dengan punggung kedua telapak tangannya ke langit. Dikeluarkan
oleh Muslim.
Hadits ke-380
Dari Abu Amir al-Asy'ari
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Sesungguhnya akan ada di antara umatku kaum yang
menghalalkan kemaluan dan sutra." Riwayat Abu Dawud dan asalnya dalam riwayat
Bukhari.
Hadits ke-381
Hudzaifah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang kami minum
dan makan dalam tempat terbuat dari emas dan perak, memakai pakaian dari sutera
tipis dan tebal, serta duduk di atasnya. Riwayat Bukhari.
Hadits ke-382
Umar Radliyallaahu 'anhu
berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang memakai
sutera kecuali sebesar dua, tiga, atau empat jari. Muttafaq Alaihi dan lafadznya
menurut Muslim.
Hadits ke-383
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu
bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memberi keringanan kepada
Abdurrahman Ibnu Auf dan Zubair untuk memakai pakaian sutera dalam suatu
bepergian karena penyakit gatal yang menimpa mereka. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-384
Ali Radliyallaahu 'anhu berkata:
Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah memberiku pakaian dari
campuran sutera. Lalu aku keluar dengan menggunakan pakaian itu dan kulihat
kemarahan di wajah beliau, maka aku bagikan pakaian itu kepada wanita-wanita di
rumahku. Muttafaq Alaihi dan lafadz hadits ini menurut Muslim.
Hadits ke-385
Dari Abu Musa Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Emas
dan sutera itu dihalalkan bagi kaum wanita umatku dan diharamkan bagi kaum
prianya." Riwayat Ahmad, Nasa'i dan Tirmidzi. Hadits shahih menurut Tirmidzi.
Hadits ke-386
Dari Imran Ibnu Hushoin
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Sesungguhnya Allah itu senang bila memberikan suatu nikmat kepada
hamba-Nya, Dia melihat bekas nikmat-Nya itu padanya." Riwayat Baihaqi.
Hadits ke-387
Dari Ali Radliyallaahu 'anhu
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang memakai pakaian
yang ada suteranya dan yang dicelup kuning. Riwayat Muslim.
Hadits ke-388
Abdullah Ibnu Amar Radliyallaahu
'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melihat kepadaku
dua pakaian yang dicelup kuning, lalu beliau bertanya: "Apakah ibumu menyuruhmu
seperti ini?" Riwayat Muslim.
Hadits ke-389
Dari Asma Binti Abu Bakar
Radliyallaahu 'anhu bahwa dia mengeluarkan jubah Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam yang saku, dua lengan, dan dua belahannya
bersulam sutera. Riwayat Abu Dawud. Asalnya dari riwayat Muslim, dan dia
menambahkan: Jubah itu disimpan di tempat 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
hingga dia wafat, lalu aku mengambilnya. Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam biasa mengenakannya dan kami mencucinya untuk mengobati orang sakit.
Bukhari menambahkan dalam kitab al-Adabul Mufrad: Beliau biasa mengenakannya
untuk menemui utusan di hari Jum'at.